Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Indonesia dinilai masih memiliki potensi untuk melanjutkan penguatannya seiring dengan stabilitas makroekonomi dan sejumlah kebijakan suportif dari pemerintah terkait hilirisasi industri
Berdasarkan data Bloomberg, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,53 persen ke level 7.017,77 pada perdagangan Jumat (21/10/2022) lalu. Catatan ini membawa IHSG naik 6,63 persen secara year to date (ytd)
Andrian Tanuwijaya – Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menjelaskan terlepas dari ketidakpastian global yang membayangi pasar, pihaknya memandang positif outlook pasar saham Indonesia.
Menurutnya, pemulihan ekonomi domestik dan harga komoditas yang suportif merupakan faktor positif yang menopang fundamental pasar saham secara jangka pendek. Sementara itu, dari perspektif jangka panjang, Indonesia memiliki potensi yang menarik dari kebijakan hilirisasi industri yang menjadi fokus pemerintah.
“Sejauh ini hilirisasi di industri nikel telah memberi dampak positif pada kinerja ekspor dan juga menarik investasi asing ke sektor riil Indonesia,” jelas Andrian dikutip dari keterangan resminya, Minggu (23/10/2022).
Andrian melanjutkan, hilirisasi di industri lain seperti tembaga dan bauksit serta integrasi Indonesia pada rantai pasokan industri kendaraan listrik global dapat memberi nilai tambah bagi ekonomi Indonesia. Hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan stabilitas makroekonomi ke depannya.
Baca Juga
Dia menambahkan, faktor - faktor ini dapat menjadi katalis bagi pasar saham Indonesia untuk re-rating.
Adapun, MAMI menerapkan startegi pengelolaan portofolio secara aktif yang didasari oleh riset mendalam dan manajemen risiko yang disiplin untuk menghasilkan return optimal.
Pembentukan portofolio dilakukan berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim investasi MAMI yang ahli dan berpengalaman, serta memanfaatkan jaringan global Manulife Investment Management untuk mendapatkan keunggulan informasi.
Dia menuturkan, pihaknya menggunakan kerangka analisa GCMV (Growth, Cashflow, Management, Valuation) dalam pemilihan saham yang meninjau emiten dengan menyeluruh secara kuantitatif dan kualitatif.
“Selain itu keputusan investasi juga ditentukan berdasarkan faktor manajemen risiko untuk memastikan pembentukan portofolio dilakukan secara prudent. Menurut kami faktor ini sangat krusial terutama di kondisi global yang dinamis saat ini,” pungkasnya.