Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab IHSG Turun Tinggalkan 7.000, Investor Masih Waswas The Fed

IHSG melemah bersama dengan bursa lgobal akibat kekhawatiran terhadap rencana The Fed mengerek suku bunga.
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat ditutup turun 32 poin atau 0,46 persen ke level 6.994,39 pada perdagangan awal pekan, Senin (10/10/2022). Analis melihat penurunan ini telah melewati batas level psikologis IHSG di 7.000.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti mengatakan, pergerakan IHSG kembali melanjutkan tren penurunan, di mana pada perdagangan hari ini sudah terperosok di bawah level psikologis 7.000.

"Hal ini memang sejalan dengan bursa global yang melemah. Laporan tenaga kerja AS yang menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menentukan seberapa besar dan cepat The Fed mengambil kebijakan moneter, menunjukan tren perbaikan," kata Desy kepada Bisnis, Senin (10/10/2022).

Dia melanjutkan, hal ini memberikan ekspektasi jika The Fed masih akan menaikan suku bunga di level agresif, yang berpotensi mendatangkan risiko resesi.

"Pasar saham kita merespon dengan penurunan saham batu bara, karena memang dari sisi harga acuannya sudah dalam tren menurun di mana juga berpotensi mempengaruhi harga rata-rata penjualan batu bara," ujar Desy.

Meski demikian, lanjut dia, harga batu bara tergolong masih cukup tinggi di atas US$300 per MT, yang tentunya masih menguntungkan dengan cost yang cenderung rendah.

Namun, kata Desy, dari sisi pergerakan harga saham batu bara yang sudah tinggi, volatilitas pasar saham, dan melihat prospek ekonomi yang terus memburuk secara jangka menengah, sektor energi batu bara ini memberikan respon yang paling sensitif dengan aksi jual.

"Untuk pekan ini, kami lihat gerak IHSG masih akan berfluktuasi menimbang sejumlah sentimen seperti risalah FOMC, serta inflasi AS dan China yang akan terbit pekan ini. Sentimen tersebut cukup penting dan akan memberikan gambaran mengenai arah kebijakan ke depannya," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper