Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Induk Shopee Efisiensi Besar-besaran, Jajaran Direksi Tak Digaji

Sea Ltd. akan membatasi pengeluaran karyawan, seperti perjalanan bisnis ke tarif penerbangan kelas ekonomi, dengan pemotongan biaya makan dan perjalanan.
Chairman dan CEO Sea Ltd. Forrest Li (tengah) merayakan listing perusahaan teknologi tersebut di New York Stock Exchange (NYSE), AS, Jumat (20/10/2017)./Bloomberg-Michael Nagle
Chairman dan CEO Sea Ltd. Forrest Li (tengah) merayakan listing perusahaan teknologi tersebut di New York Stock Exchange (NYSE), AS, Jumat (20/10/2017)./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Jajaran eksekutif induk Shopee dan Garena, Sea Ltd mengorbankan gaji dan memperketat kebijakan pengeluaran dalam rangka melindungi perusahaan dari perlambatan ekonomi yang mengancam perusahaan teknologi.

Mengutip Bloomberg, Jumat (16/9/2022), kebijakan Sea Ltd ini tetuang dalam internal memo perusahaan kepada karyawan. Internal memo dikirim beberapa hari setelah Sea menutup operasi di beberapa negara dan memangkas karyawan pada seluruh divisinya.

“Tim kepemimpinan telah memutuskan bahwa kami tidak akan mengambil kompensasi tunai sampai perusahaan mencapai self-sufficiency. Kita sekarang dapat melihat bahwa ini bukan badai yang berlalu dengan cepat: kondisi negatif ini kemungkinan akan bertahan hingga jangka menengah,” kata Chief Executive Officer Sea Ltd Forrest Li dalam internal memo.

Dalam surat yang berisi 1.000 kata dan dilihat oleh Bloomberg News, Forrest Li menguraikan tentang perjuangan Sea di era kenaikan suku bunga, percepatan inflasi dan pasar yang bergejolak. Perusahaan telah kehilangan sekitar US$170 miliar nilai pasar sejak level tertinggi Oktober 2021. Hal ini menjadi tantangan tentang prospek menghasilkan uang dan penurunan global dalam saham teknologi.

“Dengan investor yang melarikan diri ke investasi safe haven, kami tidak mengantisipasi dapat mengumpulkan dana di pasar,"  kata Li, menegaskan kembali bahwa tujuan utama perusahaan untuk 12 hingga 18 bulan ke depan adalah mencapai arus kas positif sesegera mungkin.

Di Bursa New York, saham Sea turun 3,37 persen pada akhir perdagangan Kamis (15/9/2022) waktu setempat. Saham perusahaan telah merosot 72,79 persen sepanjang tahun ini (year-to-date/ytd).

Analis Bloomberg Intelligence Nathan Naidu menilai komitmen Sea untuk pemotongan biaya dalam tim kepemimpinan yang mengorbankan kompensasi mereka, menegaskan bahwa perusahaan berada di jalur untuk titik impas EBITDA pada 2023, satu tahun lebih awal dari perkiraan konsensus analis.

“Skenario kami memproyeksikan pendapatan Sea dapat tumbuh 30 persen pada 2022 dan meningkat hingga 60 persen pada 2023 dengan pemulihan game dan pertumbuhan e-commerce di Brasil,” kata Nathan.

Jika Sea dapat meningkatkan rasio biaya operasional terhadap pendapatan dari 58 persen sekarang menuju level 30-40 persen seperti Amazon dan Mercado Libre, maka Sea kemungkinan menghasilkan keuntungan pada 2023.

Sea Ltd diketahui akan membatasi pengeluaran karyawan, seperti perjalanan bisnis ke tarif penerbangan kelas ekonomi, dengan biaya makan dan perjalanan dibatasi hingga US$30 per hari. Perusahaan juga akan membatasi pengeluaran untuk menginap di hotel untuk perjalanan bisnis menjadi US$150 per malam, dan memotong reimbursement untuk tagihan makan dan hiburan.

“Satu-satunya cara bagi kami untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada modal eksternal adalah menjadi mandiri, menghasilkan cukup uang untuk semua kebutuhan dan proyek kami sendiri,” kata Forrest Li.

Sea menghadapi tekanan yang meningkat dalam upaya mendorong pertumbuhan dan mengendalikan biaya. Seperti diketahui, konsumen menarik kembali belanja online karena kenaikan suku bunga dan harga membebani ekonomi, sementara investor tampak menjadi kurang bersedia membiayai pertumbuhan tanpa keuntungan.

Setelah bergulat dengan serangkaian kemunduran luar biasa tahun ini, termasuk pelarangan mendadak game seluler paling populer di India, Sea kini ingin mengambil langkah signifikan untuk beralih dari pertumbuhan tak terkendali ke era profitabilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper