Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Hari Ini Anjlok ke Bawah US$20.000, Turun 4 Hari Beruntun

Bitcoin melemah untuk hari keempat berturut-turut menjelang data harga konsumen (CPI) Amerika pada hari ini waktu setempat.
Ilustrasi Bitcoin. Reuters
Ilustrasi Bitcoin. Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin turun kembali di bawah US$20.000 pada perdagangan pagi ini setelah menikmati minggu terkuatnya pekan lalu. Kali ini keperkasaan greenback di pasar global menjadi penyebab pelemahan Bitcoin.

Mengutip Bloomberg, Selasa (12/7/2022), kripto dengan kapitalisasi terbesar turun itu sebanyak 2,6 persen menjadi US$19.870, melemah untuk hari keempat berturut-turut menjelang data harga konsumen (CPI) Amerika pada hari ini waktu setempat.

Sebelumnya Bitcoin mencapai US$22.472 pada Jumat (8/7/2022) karena selera risiko investor kembali ke aset yang lebih luas. Ethereum, kripto terbesar kedua, turun sebanyak 4,1 persen menjadi US$1.090,94. Indeks MVIS CryptoCompare Digital Assets 100 turun sebanyak 2,6 persen.

“Harapan terhadap volume perdagangan mundur di perdagangan minggu ini dengan data CPI kemungkinan menjadi acara utama pada 13 Juli,” kata Noelle Acheson dan Gordon Grant dari Genesis.

Menurutnya, meskipun ada secercah lonjakan pada Jumat lalu yang membuat Bitcoin menembus US$22.000 dan Ether terdorong menuju US$1.300, sesi akhir pekan tersebut juga melihat dimulainya kembali fluktuasi harga dan berorientasi ke pelemahan.

Adapun dolar melonjak pada akhir perdagangan Senin menjelang CPI, yang dapat menawarkan wawasan tentang potensi jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Bitcoin dan cryptocurrency lainnya telah berjuang karena bank sentral bekerja untuk memerangi inflasi yang tinggi, dan cenderung berdagang bersama dengan aset berisiko selama beberapa tahun terakhir.

Bitcoin lebih cenderung jatuh ke US$10.000, memotong nilai kira-kira setengahnya, daripada reli kembali ke $US30.000. Prediksi ini menurut 60 persen dari 950 investor yang menanggapi survei MLIV Pulse yang berlangsung 5-8 Juli 2022, sedangkan 40 persen investor lain melihat sebaliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper