Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada Jumat (8/7/2022). Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,41 persen atau naik 60 poin di posisi Rp14.905 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS pada pukul 15.03 WIB tercatat menguat 0,50 persen atau setara 0,537 poin ke level 107,667.
Deretan mata uang lainnya di kawasan Asia Pasifik yang terpantau menguat antara lain yen Jepang sebesar 0,12 persen, peso Filipina 0,21 persen, ringgit Malaysia 0,03 persen, dan baht Thailand 0,01 persen.
Adapun, mata uang Asia yang melemah sore ini yaitu dolar Hong Kong 0,02 persen, dolar Singapura 0,26 persen, dolar Taiwan 0,01 persen, dan won Korea 0,03 persen.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan tekanan terhadap rupiah meningkat sejak The Fed mengisyaratkan pengetatan yang lebih agresif bulan lalu.
“Rupiah menembus level 15.000 pada 5 Juli 2022, untuk pertama kalinya sejak Mei 2020. Semua mata uang, termasuk mata uang negara berkembang serta mata uang utama terdepresiasi lebih dalam tahun ini,” ujarnya dalam riset harian, Jumat (8/7/2022).
Sejak awal tahun, mata uang Garuda telah terdepresiasi sebesar 5,2 persen year-to-date (ytd) terhadap dolar AS.
Sementara itu, mata uang di kawasan Asia Tenggara lainnya terdepresiasi lebih dalam, seperti ringgit Malaysia, peso Filipina dan baht Thailand sebesar 6,2 persen, 9,2 persen dan 8 persen ytd.
Pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,02 persen atau turun 2,5 poin sehingga parkir di posisi Rp15.001,5 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS pada pukul 15.02 WIB terpantau melemah 0,103 poin atau 0,10 persen ke level 106,79.
Kekhawatiran resesi ekonomi di AS diprediksi akan menyebabkan tingginya volatilitas pasar ke depan.
“Kami menilai adanya kemungkinan inflasi AS akan melandai seiring penurunan harga minyak dunia secara cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir,” tutup Rully.