Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancol (PJAA) Bidik Laba Tahun Ini, Setelah Merugi selama Pandemi Covid-19

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Pembangunan Jaya Ancol (PPJA) mencatat rugi Rp392,8 miliar pada 2020, lalu berkurang menjadi Rp275 miliar pada 2021. Akan tetapi per Mei 2022, emiten PPJA sudah berbalik untung.
Ancol (PJAA) targetkan cetak laba tahun ini, setelah merugi selama pandemi Covid-19. /Antara-Aprillio Akbar
Ancol (PJAA) targetkan cetak laba tahun ini, setelah merugi selama pandemi Covid-19. /Antara-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) optimistis akan mencetak laba pada tahun ini, setelah babak belur karena merugi selama pandemi Covid-19. Perseroan melihat potensi laba dapat terjadi pada semester I/2022.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Ancol (PJAA) Teuku Sahir Syahali saat saat berbincang dengan Bisnis usai memperoleh penghargaan BISRA 2022 pada Rabu (29/6/2022). Ancol meraih penghargaan tersebut atas pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau corporate social responsibility (CSR).

Teuku menjelaskan bahwa sejak awal tahun ini pihaknya mulai mencatatkan perbaikan kinerja dengan cukup optimal. Pemulihan terjadi dari kondisi dua tahun sebelumnya, ketika Ancol harus tutup selama masa PSBB dan PPKM, sehingga kinerja perusahaan pun ambruk.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, PJAA mencatatkan rugi Rp392,8 miliar pada 2020, lalu kerugiannya berkurang menjadi Rp275 miliar pada 2021. Pada tahun lalu, pendapatan dari sisi pariwisata serta perdagangan dan jasa mengalami penurunan, sehingga turut menekan kinerja perseroan.

"Namun, Mei 2022 ini kami sudah bisa untung. Proyeksi kami jika asumsi situasi membaik seperti ini, 2022 kami akan bisa meraih keuntungan yang cukup. Semoga saja semester I ini kami sudah bisa meraih keuntungan," ujar Teuku kepada Bisnis pada Rabu (29/6/2022).

Dia menyebut bahwa selama 2020 dan 2021 perseroan berada dalam tahap bertahan hidup. PJAA menjaga nafas dengan memprioritaskan basic cost seperti gaji karyawan, karena menurut Teuku tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) sama sekali meskipun perusahaan merugi dua tahun.

"Karena kami juga harus membantu Pemprov DKI untuk relaksasi ekonomi kan, supaya jangan kami PHK dan menjadi beban pemerintah. Kami keep itu," katanya.

Lalu, perseroan pun menunda dan membatalkan sejumlah proyek dengan capital expenditure (capex) yang tinggi untuk menjaga arus kas (cashflow). Hal tersebut menjadi modal bagi Ancol untuk bertahan, sehingga bisa mengembangkan bisnis pada 2022 ini untuk meraup profit.

"Dengan strategi itu kami bisa bertahan, dengan cash yang ada bisa. Akhir tahun lalu walaupun rugi tetapi cashflow kami tetap terjaga," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper