Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unilever Indonesia (UNVR) Target Kontribusi Produk Premium Naik 2 Kali Lipat

Unilever Indonesia memperkirakan kontribusi kelompok menengah ke atas dengan orientasi produk premium mencapai 53 persen pada 2025
Unilever Indonesia (UNVR) menargetkan kontribusi produk premium naik 2 kali lipat./Bisnis-Dwi Nicken Tari.
Unilever Indonesia (UNVR) menargetkan kontribusi produk premium naik 2 kali lipat./Bisnis-Dwi Nicken Tari.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten fast moving consumer goods (FMCG) PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menargetkan kontribusi yang lebih besar dari segmen produk premium. Kelompok produk dengan target pasar menengah ke atas diharapkan tumbuh 2 sampai 3 kali lipat pada masa mendatang.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengemukakan bahwa produk Unilever telah menjadi pemimpin pasar di 13 kategori dari 15 kategori. Dia mengatakan peluang pendalaman pasar masih cukup besar di seluruh kategori produk perseroan.

“Di kategori yang kami operasikan memperlihatkan bahwa semuanya punya potensi yang bagus. Ini terefleksikan dari kondisi ekonomi indonesia yang konsisten. Kami juga melihat tingkat konsumsi konsumen Indonesia menunjukkan angka yang rendah dari negara tetangga, misal Thailand dan Malaysia. Ini menunjukkan bahwa peluang bisnis untuk menaikkan konsumsi masih lebar,” kata Ira dalam konferensi pers, Rabu (15/6/2022).

Dia menjelaskan bahwa sejauh ini produk dengan segmen pasar menengah masih mendominasi sumber pemasukan perseroan. Namun demi menjamin pertumbuhan jangka panjang, Ira mengatakan UNVR perlu memperkaya portofolio pada produk dengan kinerja pertumbuhan yang terjaga.

“Kami kuat di pasar menengah, tetapi ketika diguncang resesi segmen ini yang paling mudah terdampak turun dan jarang yang naik ke atas. Untuk memastikan perusahaan future fit, portofolio kami harus diperkaya di segmen dengan pergerakan yang jauh lebih bagus,” katanya.

Struktur kelompok menengah ke atas dengan orientasi produk premium diperkirakan mencapai 53 persen pada 2025, jauh meningkat dari posisi 5 tahun lalu yang hanya mencapai 45 persen dari populasi. Ira memperkirakan pergeseran demografi penduduk ini akan diikuti dengan perubahan pola belanja produk.

Pertumbuhan produk Unilever Indonesia dengan indeks harga 150—500 yang tergolong kelas premium, lanjut Ira, juga memperlihatkan kinerja yang positif. Kenaikan penjualan segmen produk ini bisa mencapai 2 kali lipat di atas pertumbuhan produk segmen menengah.

“Dari sisi kontribusi, kami mengharapkan bahwa premium portofolio ini tumbuh paling tidak 2 kali lebih tinggi dari segmen lain. Harus lebih cepat. Sehingga pada 2025–2030 porsinya menjadi signifikan,” lanjutnya.

Sejauh ini, rata-rata kontribusi produk segmen premium tercatat mencapai 20—30 persen. Ira mengatakan sumbangan segmen premium di beberapa merek bahkan mendominasi dengan porsi di atas 50 persen.

Penguatan segmen produk premium bakal ditempuh Unilever melalui inovasi produk. Perseroan juga tak menutup kemungkinan mendatang produk merek global dengan potensi pasar yang besar seperti merek Love Beauty and Planet serta varian Vaseline Gluta-Hya.

Produsen sampo Sunsilk hingga es krim Walls tersebut membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih pada 2021 dibandingkan dengan pencapaian 2020. Manajemen UNVR dalam laporan keuangan per Desember 2021 menyebutkan penjualan bersih perseroan mencapai Rp39,54 triliun. Penjualan tersebut turun 7,97 persen year on year (yoy) dari realisasi 2020 senilai Rp42,97 triliun.

Penjualan kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh tercatat turun menjadi Rp26,37 triliun pada 2021 dari sebelumnya Rp29,99 triliun. Namun, penjualan makanan dan minuman naik menjadi Rp13,17 triliun pada 2021 dari tahun sebelumnya Rp12,98 triliun.

Penjualan bersih perusahaan berkode UNVR tersebut mencapai Rp10,8 triliun, 5,40 persen lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada kuartal I/2021 sebesar Rp10,28 triliun.

Penjualan domestik yang menyumbang 95,9 persen dari total penjualan tercatat naik 5,8 persen YoY menjadi Rp10,39 triliun, dari Rp9,82 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan ekspor turun 3,87 persen YoY dari Rp458,05 miliar pada kuartal I/2021 menjadi Rp440,31 miliar.

Perusahaan tercatat berhasil menekan beban pemasaran dan penjualan dari Rp2,17 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp1,98 triliun pada kuartal I/2022. Kinerja tersebut membuat laba bersih Unilever naik 19,02 persen YoY menjadi Rp2,02 triliun pada kuartal I/2022 dari Rp1,69 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper