Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perunggasan dan pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada esok hari, Senin (23/5/2022). Investor tentunya berharap pembagian dividen dari RUPS tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan Direksi CPIN, agenda RUPS besok berkaitan dengan persetujuan laporan tahunan serta penggunaan laba bersih.
Perusahaan juga akan melakukan persetujuan atas penunjukkan Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2022.
“Mata acara pertama sampai dengan ketiga Rapat merupakan agenda rutin yang diadakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, Peraturan OJK No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka dan Undang-Undang No.40 tahun 2007.,” tulis Direksi CPIN dalam keterbukaan informasi dikutip Minggu (22/5/2022).
Penyelenggaraan RUPS ini juga memunculkan peluang para investor mendapatkan dividen. Pada tahun 2021 lalu, CPIN menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp112 setiap saham atau 47,80 persen dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2020, yang dibayarkan atas 16.398.000.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp1,83 triliun.
Dari sisi kinerja 2021, CPIN mengalami penurunan laba pada 2021 menjadi Rp3,6 triliun sejalan dengan beban pokok yang naik lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan.
Baca Juga
Pada 2021, CPIN meraih kenaikan penjualan neto sebesar 21,56 persen year-on-year (YoY) dari Rp42,52 triliun pada 2020 menjadi Rp51,69 triliun.
Penjualan neto CPIN bersumber dari segmen pakan Rp14,23 triliun, ayam pedaging Rp26,9 triliun, anak ayam usia sehari Rp2,14 triliun, ayam olahan Rp6,93 triliun, dan lain-lain Rp1,45 triliun. Segmen ayam pedaging naik paling tinggi dengan pertumbuhan penjualan 41,33 persen secara tahunan.
Pada saat yang sama, beban pokok penjualan CPIN membengkak 27,14 persen YoY dari Rp34,26 triliun menjadi Rp43,56 triliun. Beban pokok penjualan CPIN didominasi oleh bahan baku yang digunakan sebesar Rp34,35 triliun pada 2021 atau meningkat 34,45 persen YoY.
“Kelompok usaha terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar, dan lingkungan ekonomi global,” tulis manajemen Charoen Pokphand Indonesia dalam laporan keuangn yang dipublikasikan Senin (11/4/2022).
Lebih lanjut, dampak tersebut terutama timbul karena sebagian besar bahan baku produksi pakan ternak, yaitu jagung dan bungkil kacang kedelai merupakan barang komoditas.
Untuk mengurangi risiko tersebut, CPIN menggunakan bahan baku pengganti bahan baku komoditas dan mengalihkan kenaikan harga kepada pelanggan.
Di sisi profitabilitas, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk CPIN terkoreksi 5,77 persen YoY dari Rp3,84 triliun pada 2020 menjadi Rp3,62 triliun pada 2021.