Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan suku bunga global terus membayangi kondisi pasar saham. Kondisi ini menjadikan investor cenderung mengubah haluan investasinya lebih menghindari risiko dalam berinvestasi.
Dalam kondisi saat ini, investor dinilai lebih tertarik untuk membenamkan modalnya pada emiten yang royal membagikan dividen bagi pemodal. Situasi ini terbukti dari kinerja 20 emiten dengan dividend yield tertinggi dan fundamental kuat di pasar berhasil tetap berkinerja perkasa.
Pilah pilih saham di tengah pasar yang lesu diulas secara komprehensif Bisnisindonesia.id. Selain itu, sejumlah isu turut menjadi sorotan mulai dari BUMN Karya berebut proyek Ibu Kota Negara (IKN) hingga menanti juru Bulog tangani Jagung dan Kedelai.
Berikut sejumlah berita pilihan yang disajikan secara komprehensif dan analitik khas Bisnisindonesia.id:
1. Memilah Saham Pilihan Di Tengah Pasar yang Lesu
Sejak Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka perdagangan pada 9 Mei lalu, pasar seketika memerah. Indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung turun 14 poin menjadi 7.154.
Kondisi tersebut cukup timpang dibandingkan dengan penutupan pasar sebelum libur panjang. Pada akhir April 2022, atau pada hari terakhir perdagangan di pasar saham sebelum libur Lebaran, IHSG tercatat sudah meningkat 9,48 persen YtD ke posisi 7.228,91.
Akhir Apri merupakan momentum IHSG yang sudah berkali-kali menyentuh rekor baru. Tiap rekor pun selalu dipecahkan oleh rekor baru lagi.
Namun, keputusan the Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 bps, langkah yang tidak pernah diambil sejak tahun 2000, seketika membuat pasar panik dan beramai-ramai keluar dari aset-aset berisiko di seluruh dunia.
Pada akhir April 2022, indeks IDX High Dividend 20 sudah menguat hingga 19,69 persen YtD. Namun, seiring dengan jatuhnya IHSG, saham-saham di indeks ini juga ikutan rontok. Meski demikian, kinerja saham-saham di indeks ini masih jauh lebih unggul dibanding kebanyakan saham lainnya di pasar.
Lalu, bagaimana strategi menetapkan pilihan emiten di tengah lesunya pasar?
2. Menantikan Jurus Bulog Tangani Jagung dan Kedelai
Pemerintah terus berupaya menyederhanakan beragam regulasi pengelolaan pangan menuju tata kelola yang efektif untuk menjamin ketersediaan bahan pokok di tengah masyarakat.
Upaya itu juga ditempuh Badan Pangan Nasional (Bapanas) selaku lembaga di bawah langsung dan bertanggung jawab kepada presiden untuk melaksanakan tugas pemerintah di bidang pangan.
Salah satu langkah strategisnya dengan mengoptimalkan peran operator pangan terutama Perum Bulog dan BUMN pangan ID Food dalam melakukan cadangan pangan selain beras, guna menjaga stabilitas pasokan dan stabilitas harga pangan pokok di masyarakat.
Bapanas memang diberi tanggung jawab mengelola sembilan komoditas pangan yaitu beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, bawang, telur unggas, daging unggas, daging ruminansia, dan cabai.
Adapun sesuai ketentuan penugasannya selama ini, Bulog memiliki kewenangan mengelola padi, jagung, dan kedelai. Sejauh mana strategi Buloh menangani ketersediaan komoditas tersebut?
3. Kala BUMN Karya Berebut Proyek IKN, Nasib Swasta Hanya Penonton?
Rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi proyek yang menarik bagi para Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya untuk turut serta membangun sejumlah infrastruktur penunjang IKN di Nusantara, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Terlebih, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pembangunan infrastruktur dasar dapat dimulai pada Juli – Agustus tahun ini.
Rencananya infrastruktur dasar yang dibangun pada tahap pertama itu berada di kawasan inti pusat pemerintah (KIPP) luas 6.671 hektare dari total kawasan IKN seluas 256.000 hektare.
Rencananya, pemindahan Ibu Kota mulai dilakukan secara bertahap sebelum 16 Agustus 2024. Presiden Jokowi juga berencana melaksanakan upacara kemerdekaan 17 Agustus pada 2024 di IKN.
Di tengah rencana itu, BUMN Karya mulai berebut proyek pembangunan tersebut. Namun, bagaimana nasib kalangan swasta?
4. Mengukur Tenaga Emiten Baru Penghuni Indeks MSCI
Saham-saham pendatang baru di indeks MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap dapat menjadi pilihan investor di tengah tekanan yang sedang terjadi di pasar saham saat ini akibat sentimen kenaikan suku bunga global.
Perusahaan keuangan Morgan Stanley Capital Indonesia alias MSCI Inc. mengumumkan perubahan komposisi indeks dengan emiten asal Indonesia dengan kapitalisasi kecil atau small cap dan MSCI global standard untuk emiten asal Indonesia.
Pada indeks MSCI Global Standard, MSCI memasukkan tiga saham baru dan mendepak satu saham lama. Tiga saham pendatang baru dalam indeks ini yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), sedangkan saham yang didepak yakni PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. (INTP).
Sejauh mana tenaga emiten penghuni baru tersebut?
5. Ujian Konsistensi Bisnis Perikanan dalam Bingkai Ekonomi Biru
Penerapan konsep ekonomi biru kini menjadi acuan utama dalam rangka menjaga sumber daya kelautan Indonesia dapat lestari dan berkelanjutan.
Konsep itu harus konsisten diimplementasikan meski secara bersamaan ditetapkan sasaran kenaikan PDB sektor perikanan dan kelautan serta kinerja produksi dan ekspor produk perikanan secara keseluruhan .
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bahwa pemerintah lebih ingin memastikan bahwa sumber daya perikanan akan berkelanjutan dan lestari.
Sementara pangsa pasar dan produksi perikanan Indonesia diproyeksikan meningkat lebih banyak dari hasil perikanan budidaya daripada perikanan tangkap pada masa mendatang.
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyusun skenario penerapan ekonomi biru secara holistik guna memulihkan kesehatan laut dan mempercepat pertumbuhan ekonomi kelautan yang berkelanjutan di tingkat nasional dan daerah. Bagaimana ujian konsistensi bagi bisnis perikanan Tanah Air?