Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi CPO Triputra Agro (TAPG) Kuartal I/2022 Turun, Raup Untung dari Lonjakan Harga

Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, emiten bersandi TAPG ini mencatatkan penurunan produksi CPO sebanyak 1,5 persen dari 223.474 ton pada kuartal pertama 2021 menjadi 220.055 ton pada kuartal I/2022.
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). /Antara Foto-Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). /Antara Foto-Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) melaporkan penurunan produksi untuk komoditas minyak kelapa sawit (CPO) sepanjang kuartal I/2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada kuartal sebelumnya.

Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, emiten bersandi TAPG ini mencatatkan penurunan produksi CPO sebanyak 1,5 persen dari 223.474 ton pada kuartal pertama 2021 menjadi 220.055 ton pada kuartal I/2022.

“Musim hujan lebat pada awal 2021 membuat mengakibatkan sedikit penurunan produksi CPO dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu namun tumbuh 13 persen dari kuartal sebelumnya,” tulis manajemen, dikutip Sabtu (7/5/2022).

Sementara itu, pendapatan dari segmen karet naik pada kuartal I/2022 sampaii dengan 39 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan naik 148 persen dari kuartal sebelumnya karena pertumbuhan penjualan karet lempengan dan kenaikan rata-rata harga jual (ASP).

Secara keseluruhan, pendapatan TAPG selama tiga bulan pertama tahun ini naik 62,1 persen dari Rp1,35 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp2,19 triliun pada kuartal I/2022. Capaian ini karena kontribusi kenaikan harga jual CPO dan inti sawit, serta stabilnya produksi.

Adapun beban pokok penjualan naik 29,1 persen yoy pada kuartal pertama 2022 karena kenaikan pembelian tandan buah segar (TBS) pihak ketiga dan biaya pupuk. Biaya produksi lainnya juga masih terkendali pada kuartal I/2022.

TAPG masih dapat membukukan laba bersih yang naik signifikan Rp903,9 miliar atau naik 527,6 persen dari tahun lalu, didorong oleh kenaikan harga jual yang lebih tinggi, produksi yang stabil, biaya produksi yang terkendali dan biaya keuangan yang lebih rendah.

“Pada 2022 kami akan tetap menerapkan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 dari operasi perkebunan, pemrosesan pabrik, hingga pengiriman. Kami memahami keselamatan dan kesehatan bagi karyawan kami adalah prioritas kami. Dengan melakukan itu kami dapat memastikan perusahaan untuk tetap beroperasi dan mencapai standar yang lebih tinggi untuk mencapai yang terbaik di kelasnya,” jelas manajemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper