Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Rawan Koreksi, Saham-Saham Ini Layak Koleksi

Sejumlah saham yang layak untuk dicermati adalah saham konsumer, perkebunan kelapa sawit, konstruksi, dan industri dasar dan kimia.
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang kuartal I/2022. Namun, dengan catatan tersebut, IHSG cenderung rentan koreksi lantaran harga yang sudah mahal. Lantas, saham apa yang masih layak untuk dikoleksi?

Dengan kondisi tersebut, Head of Investment PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe mengatakan untuk beberapa saham yang layak untuk dicermati adalah saham konsumer, perkebunan kelapa sawit, konstruksi, dan industri dasar dan kimia.

Dalam hal ini, Kiswoyo menyoroti beberapa saham pilihan seperti emiten PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Triputra Agro Persada Tbk. (TPAG), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT).

"IHSG kan cenderung sudah mahal jadi cenderung rentan koreksi, jadi saat dia turun di bawah 6.750 baru rekomendasikan kembali untuk saham bluechip,"kata Kiswoyo dalam IDX 2nd Session Closing dikutip Sabtu (2/4/2022).

Dia melanjutkan untuk sektor komoditas memang rentan mengalami penurunan. Hal itu karena komoditas dipicu perang Rusia dan Ukraina dan investor kini mulai bosan sehingga harga beberapa komoditi tidak melambung lagi.

Sementara untuk sektor konsumer, lanjutnya, memang sedang menghadapi ancaman. Namun, sejak perang antara Rusia dan Ukraina, harga bahan baku mereka cenderung naik.

"Biasanya dia bisa memiliki stok bahan baku 1-3 bulan, makanya kalau perang berlanjut dan harga komoditi mahal terus dua bulan ke depan, jadi laporan keuangan sektor konsumer akan babak belur, tidak cuma di Indonesia tapi juga di Amerika Serikat," paparnya.

Dia melanjutkan INDF termasuk saham yang masih layak untuk diperhitungkan mengingat catatan kinerja yang cukup positif, apalagi sektor konsumer merupakan perusahan-perusahan besar dan manjemen cukup royal untuk membagikan dividen.

Begitu juga dengan JSMR, meskipun sempat mengalami penurunan namun saat ini ekonomi sudah mulai pulih sehingga cash flow dari perseroan terhitung cukup bagus.

Hal tersebut didorong oleh mulai ramainya penggunaan jalan tol. "Ketika jalan tol mulai macet maka pendapatan jasa marga akan pulih. Tahun ini harusnya lebih baik lagi, harapannya tidak ada pengetatan [aktivitas]lagi," katanya.

Adapun untuk beberapa saham rekomendasi tersebut, dia merekomenasikan saham INDF dengan peringkat beli (buy) dengan target harga Rp6.000-Rp6.200. Selanjutnya, TPAG dengan peringkat beli dengan target harga pada rentang harga Rp670-Rp750.

Selanjutnya, untuk saham JSMR dia merekomendasikan beli dengan harga direntang Rp3.800-Rp4.000. Menyusul BRPT dengan peringkat beli dengan rentang harga Rp880-950.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper