Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Direktur Unilever Indonesia Borong Saham UNVR, Ada Apa?

Di tengah tren penurunan harga, Direktur Unilever Indonesia (UNVR) memborong saham perseroan.
Ainul Yaqin bergabung dengan Gojek sebagai Chief Marketing Officer pada 2019, dan mengelola upaya pemasaran, kreatif, dan media perusahaan - Gojek Newsroom.
Ainul Yaqin bergabung dengan Gojek sebagai Chief Marketing Officer pada 2019, dan mengelola upaya pemasaran, kreatif, dan media perusahaan - Gojek Newsroom.

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) Ainul Yaqin tercatat memborong saham perusahaan dalam jumlah besar.

Mengutip data keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam surat edaran berisi laporan kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) tertanggal (28/3/2022), direktur perseroan tersebut memborong 296.000 saham dengan harga per lembarnya Rp3.380.

Transaksi yang terjadi pada (24/3/2022) tersebut mencatatkan nilai total Rp1 miliar.

Sebelumnya, lelaki asal Lamongan, Jawa Timur yang diangkat sebagai Direktur Unilever Indonesia pada 1 November 2021 itu memegang saham perusahaan sebanyak 42.200 lembar. Kini, total saham Unilever Indonesia yang digenggamnya mencapai 338.200 lembar.

Surat dalam keterbukaan informasi BEI dibuat untuk memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 11/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Laporan Kepemilikan atau Setiap Perubahan Kepemilikan saham Perusahaan Terbuka.

Pada perdagangan sesi pertama pagi ini, Selasa (29/3/2022) saham UNVR tercatat menghijau 2,31 persen, atau setara 80 poin ke posisi Rp3.540.

Sebelumnya, UNVR tercatat masih dalam tren negatif bersamaan dengan emiten konsumen kenamaan lainnya seperti PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP).

Pada awal Maret 2022, PT Nilzon Capital Advisor mengeluarkan publikasi riset setebal 44 halaman yang menyarankan pemegang saham pengendali akhir Unilever Indonesia yakni Unilever Plc melakukan pembelian saham publik yang saat ini tersisa 15 persen.

Pihak Nilzon menjelaskan, pemegang saham pengendali mengambil terlalu banyak dari entitas di Indonesia, baik melalui biaya manajemen maupun dividen.

Pada saat yang bersamaan, peningkatan penjualan perusahaan tidak beriringan dengan kenaikan biaya manajemen maupun tingginya pos periklanan dan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.

Tercatat sejak 1 Januari 2018 hingga awal Februari 2022, kinerja saham UNVR masih berada di bawah kinerja IHSG dan Indeks LQ45. Saat ini, saham UNVR diperdagangkan dengan diskon 66 persen dari puncaknya di awal tahun 2018, atau sekitar -62 persen apabila disesuaikan dengan harga dividen.

Beberapa faktor yang menurut riset Nilzon mempengaruhi kinerja saham Unilever Indonesia tersebut antara lain seperti kinerja keuangan yang loyo dan kegagalan beruntun dalam memenuhi ekspektasi pasar, efektivitas manajemen internal, dan bisa juga karena adanya pemotongan bobot besar-besaran dari indeks utama Indonesia, khususnya IHSG, IDX-30, dan LQ-45 karena penerapan aturan freefloat-adjusted.

Kesimpulannya, hasil riset Nilzon menyebut jika Unilever Indonesia diputuskan menjadi perusahaan yang tertutup atau go private, maka manajemen akan memiliki waktu untuk mengkonsolidasikan kembali kinerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper