Bagaimana Cara Kerja Blockchain?
Sederhananya, Blockchain secara harfiah bermakna “rantai blok”. Dengan kata lain, Blockchain adalah kumpulan transaksi (blok) yang disimpan dalam basis data publik (rantai).
Blok berisi informasi tentang semua transaksi yang telah terjadi seperti tanggal, waktu, jumlah dolar, tanda tangan digital peserta, dan kode unik transaksi. Setiap blok dapat menyimpan ratusan transaksi. Blok yang telah dibuat akan ditambahkan ke rantai blok.
Setiap blok berisi kode uniknya sendiri (juga disebut hash) dan juga berisi kode unik blok sebelumnya. Setiap blok terikat dengan blok yang sebelumnya, sehingga menciptakan sebuah rantai blok yang saling bertautan.
Baca Juga
Jika membayangkan secara vertikal, blok baru akan ditumpuk di atas blok yang sudah ada. Oleh karena blok selanjutnya berisi informasi dari blok-blok sebelumnya (misalnya dalam bentuk hash), para peretas yang ingin mengubah informasi transaksi dalam suatu blok tertentu tidak hanya mengubah satu, namun semua blok yang ditumpuk di atasnya.
Tentunya butuh kekuatan komputasi yang sangat besar untuk menjalankan ini, sehingga Blockchain menjadi hampir mustahil untuk diretas.
Blok dibuat oleh jaringan komputer (juga disebut penambang atau node) di seluruh dunia. Ribuan komputer di seluruh dunia bersaing untuk membuat blok dengan memecahkan algoritma yang rumit secara matematis.
Setiap penambang yang berhasil menyelesaikan soal dan membuat blok baru akan menerima hadiah. Ini memastikan bahwa blok-blok secara terus-menerus dibuat dan bahwa transaksi akan terus disimpan ke dalam Blockchain.
Secara bersamaan, komputer yang berpartisipasi akan melalui sebuah proses yang disebut konsensus, di mana mereka mengkonfirmasi informasi transaksi di setiap blok dan menyimpannya secara independen.
Oleh karena transaksi disimpan secara independen di setiap komputer, hampir tidak mungkin untuk mengubah rincian transaksi karena semua komputer perlu memberikan persetujuan.
Berlawanan dengan satu sumber kegagalan yang dihadapi otoritas pusat, Blockchain tidak bergantung pada satu komputer pun. Ini berarti bahwa peretas harus meretas atau mengendalikan setidaknya 51 persen dari semua komputer yang berpartisipasi, yang mirip dengan meretas setumpuk blok.