Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib IHSG hingga Peringatan IMF di Tengah Perang

Kinerja pasar saham pada Maret bakal dipengaruhi penantian investor akan keputusan the Fed tentang kenaikan suku bunga di pertengahan bulan dan perkembangan tensi geopolitik Rusia dan Ukraina. Topik itu menjadi salah satu pilihan editor Bisnisindonesia.id hari ini.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan IHSG di bulan Maret 2022 mendatang masih akan diwarnai oleh konflik Rusia-Ukraina serta bayang-bayang kenaikan suku bunga the Fed.

Kabar tentang prospek IHSG bulan depan menjadi salah satu berita pilihan editor Bisnisindonesia.id. Beragam kabar ekonomi dan bisnis lainnya yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji di meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut ini intisari setiap berita pilihan:

  1. Lampu Kuning Harga Minyak Mentah Indonesia

Konflik antara Rusia dan Ukraina yang memanas membuat harga minyak mentah dunia terus mengganas. Tidak tertutup kemungkinan, mendidihnya tren kenaikan harga minyak mentah dunia turut melambungkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),menyebutkan bahwa harga minyak Brent yang menjadi patokan minyak mentah dunia sudah tembus di atas level US$100 per barel. Sementara asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya sebesar US$63 per barel. Tren akan makin meningkat setelah konflik terbaru Rusia dan Ukraina.

Kementerian ESDM mencatat ICP yang sejak awal pandemi yakni April 2020 seharga US$20 per barel, kini telah melonjak empat kali lipat mencapai US$85,9 per barel pada Januari 2022.

Pemerintah terus memantau tren pergerakan harga minyak dunia mengingat sebagian minyak mentah dan bahan bakar minyak Indonesia masih impor.

  1. IHSG di Tengah Rekor dan Perang, Bagaimana Prospek Maret 2022?

Konflik Rusia dan Ukraina yang masih memanas telah menghambat laju indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat terus memecahkan rekor tertinggi baru sepanjang Februari 2022. IHSG pun meninggalkan level rekornya yang dicapai pada 23 Februari 2022 di level 6.920,06.

Pada Maret 2022 mendatang, efek lanjutan dari konflik kedua negara tersebut kemungkinan masih akan terasa. Namun, pasar modal Indonesia juga belum kekurangan sentimen positif untuk menopang kinerjanya. Investor asing pun tampaknya belum kehilangan minat terhadap pasar saham Indonesia.

Sementara itu, faktor rencana the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan pun tampaknya tidak begitu digubris investor.

  1. Gelora Startup RI Kala untuk Go Public Kala IPO Startup Dunia Ditunda

Bursa Efek Indonesia masih optimistis banyak startup berskala besar seperti unikorn dan dekakorn siap melantai di bursa pada tahun ini meskipun sejumlah perusahaan teknologi rintisan di global menunda rencana go public.

BEI menyatakan telah melakukan pertemuan dengan para petinggi 20 perusahaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 15 perusahaan teknologi menyatakan rencananya untuk go public.

Dari sederet startup yang berencana IPO, BEI membocorkan 4 perusahaan rintisan yang siap melantai di Bursa

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib IHSG hingga Peringatan IMF di Tengah Perang

Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021)./Antara

  1. Mewaspadai Beban Pemberat Neraca Perdagangan Indonesia

Defisit neraca perdagangan minyak dan gas bumi diproyeksikan bakal makin lebar, seiring dengan kenaikan harga minyak dunia yang dipicu oleh kemelut geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Pemerintah pun mendorong peningkatan volume ekspor produk manufaktur nonmigas untuk menutupi potensi pelebaran defisit neraca perdagangan tahun ini.

Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan mengakui adanya potensi pelebaran defisit neraca perdagangan minyak dan gas (migas) akibat kenaikan harga minyak dunia. Penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah ikut andil. 

  1. IMF, Bank Dunia, OECD Ingatkan Dampak Ekonomi Agresi Rusia

Pemimpin Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan OECD mengisyaratkan mereka siap membantu Ukraina, sambil memperingatkan bahwa invasi Rusia akan berdampak pada pemulihan ekonomi global.

Ketiga kreditur dan lembaga ekonomi dunia itu terus menghitung dampak ekonomi agresi Rusia ke Ukraina dan mempersiapkan berbagai opsi bantuan.

IMF, misalnya, sedang dalam proses penggelaran US$2,2 miliar bantuan ke Ukraina di bawah program pinjaman yang akan berakhir pada Juni. Bank Dunia mempersiapkan opsi dukungan, termasuk pembiayaan cepat.

Sementara itu, OECD sedang mempertimbangkan kembali semua kerja sama dengan Rusia sebagai hal yang mendesak dan sedang menilai dampak ekonomi dan sosial serangan militer negara itu ke Ukraina.

Selamat membaca!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper