Bisnis.com, JAKARTA – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meluncurkan sejumlah proyek untuk mengejar target marketing sales atau prapenjualan senilai Rp5,2 triliun pada tahun 2022.
CEO Lippo Karawaci John Riady menargetkan marketing sales pada 2022 akan mencapai Rp5,2 triliun, atau naik 5 persen dari realisasi tahun lalu Rp4,96 triliun.
“Strategi LPKR antara lain meluncurkan klaster baru produk rumah tapak dengan harga terjangkau. Selain itu, melakukan penetrasi pasar yang lebih luas pada segmen high income dan apartemen mid-rise, serta meningkatkan permintaan terhadap unit apartemen siap huni,” katanya dalam keterangan resmi Jumat (4/2/2022).
Menurutnya ada banyak faktor yang mendorong kinerja moncer sektor properti. Dia mengungkapkan kinerja perekonomian nasional yang mulai pulih sejak akhir tahun lalu perlahan mengerek kinerja sektor properti, melanjutkan tren perbaikan pada 2022.
Menurutnya, melesatnya sektor komoditas seperti sawit dan batu bara yang terjadi pada tahun lalu, segera akan melecut sektor konsumsi lainnya.
“Secara alamiah, permintaan properti masih sangat tinggi. Untuk hunian saja, kepemilikan di DKI Jakarta hanya 46 persen. Apalagi Indonesia sudah masuk dalam negara dengan PDB di atas level US$3.500, yang memungkinkan peningkatan kepemilikan hunian,” ungkapnya.
Baca Juga
Maka itu, John mengungkapkan LPKR optimistis kembali meningkatkan kinerja binis property pada tahun ini.
Sementara itu, berdasarkan konsensus analis di Bloomberg, LPKR berpotensi membukukan pendapatan menjadi Rp14,93 triliun pada tahun ini.
Estimasi pendapatan tersebut naik dari proyeksi pendapatan pada tahun lalu sebesar Rp13,82 triliun, dan realisasi pada 2020 senilai Rp11,96 triliun. Lebih jauh, konsensus analis tersebut menyepakati bahwa LPKR mampu membukukan EBITDA sebesar Rp3,78 triliun, dengan laba bersih Rp75,96 miliar pada 2022.
Yasmin Soulisa, Analis Ciptadana Sekuritas mengatakan LPKR mampu menumbuhkan pendapatan hingga Rp17,1 triliun tahun ini, dengan pereolehan laba bersih RP233 miliar.
Mengilapnya sektor properti pada tahun ini juga diperkuat dari riset yang dirilis NH Korindo Sekuritas. Dalam riset tersebut, NH Korindo memberikan peringkat overweight kepada sektor properti pada tahun ini.
Dalam riset tersebut dipaparkan, di tengah bunga acuan yang dipertahankan sebesar 3,5 persen, justru ratarata suku bunga KPR telah tercatat sebesar 8,4 persen. Geliat kredit juga telah meningkat, yang tumbuh 7,24 persen YoY sejak paruh pertama tahun lalu, semakin mendekati pertumbuhan normal sebelum pandemi di kisaran 7,99 persen YoY.