Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan menilai bahwa perlu adanya berbagai upaya untuk menjaga kondisi pasar keuangan tetap stabil pada 2022 di tengah dinamika ekonomi global, ketika sejumlah negara berupaya bangkit dari dampak pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menjelaskan bahwa kondisi pasar obligasi menjadi salah satu perhatian utama pemerintah pada tahun ini. Seperti diketahui, instrumen itu menjadi salah satu sumber dana utama bagi negara.
Menurutnya, pengembangan pasar surat berharga negara (SBN) domestik menjadi langkah utama pada tahun ini agar obligasi negara tetap menarik. Pasar domestik akan bersaing dengan negara-negara yang memberikan berbagai penawaran menarik sebagai upaya memulihkan ekonominya.
"Untuk menjaga agar Obligasi negara tetap menarik, pemerintah berupaya untuk mengembangkan pasar SBN domestik secara konsisten, berkoordinasi dengan Bank Indonesia melalui skema SKB I dan SKB III, serta optimalisasi pinjaman program," ujar Luky kepada Bisnis, Jumat (28/1/2022).
Langkah-langkah tersebut, menurut Luky, dapat menjaga kondisi pasar keuangan tetap stabil sepanjang 2022. Penerbitan surat berharga ke pasar yang tidak terlalu tinggi dapat menarik minat investor domestik maupun asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Sebagai langkah mitigasi, Luky menjelaskan bahwa pemerintahakan selalu mempertimbangkan kondisi pasar keuangan, kebutuhan pembiayaan dan kondisi kas negara dalam menentukan besaran dan timing penerbitan SBN.
"sehingga penerbitan yang dilakukan dapat sesuai dengan kebutuhan, pada window yang tepat dan memperoleh biaya yang paling optimal dengan risiko yang terukur," ujarnya.