Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SMF Siap Lunasi Obligasi Rp4,13 Triliun

SMF juga masih akan menerbitkan instrumen surat utang baik dalam bentuk obligasi maupun sukuk, seiring rutinitas perseroan dalam melakukan penerbitan instrumen utang.
Warga melintas di depan logo PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) di Jakarta, Selasa (2/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga melintas di depan logo PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) di Jakarta, Selasa (2/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Perseroan pelat merah atau BUMN PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sudah menganggarkan pembayaran tiga obligasi jatuh tempo sebesar Rp4,13 triliun pada kuartal I/2022.

Direktur Keuangan dan Operasional Sarana Multigriya Finansial Trisnadi Yulrisman menjelaskan sudah menyiapkan dana dari kas internal guna melunasi tiga obligasi jatuh tempo yang masing-masing bernilai Rp748,5 miliar, Rp1,5 triliun, dan Rp1,89 triliun.

"Dana untuk pembayaran obligasi jatuh tempo sudah tersedia, yang bersumber dari posisi kas internal perusahaan, dan saat ini ditempatkan pada instrumen deposito," jelasnya Minggu (9/1/2022).

Lebih lanjut, dia menjelaskan kondisi keuangan SMF saat ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perseroan sebelumnya sehingga pembayaran kewajiban dapat dilakukan dengan lancar.

Di sisi lain, SMF juga masih akan menerbitkan instrumen surat utang baik dalam bentuk obligasi maupun sukuk, seiring rutinitas perseroan dalam melakukan penerbitan instrumen utang.

Adapun, pertimbangan penerbitan baik obligasi dan sukuk menyesuaikan dengan kebutuhan likuiditas serta memperhatikan tren suku bunga yang ada di pasar.

Sebelumnya, Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana menjelaskan bahwa pelunasan obligasi jatuh tempo para emiten ini sangat bergantung pada kapasitas masing-masing perusahaan dan kecenderungan industrinya.

"Kalau saya melihat tergantung kapasitas emiten dan juga kecenderungan inudstri sama spesifikasi masing-masing korporasi. Kalau emiten kas besar cenderung pembayaran tak menerbitkan kembali, ini berasal dari emiten likuiditas besar, kemungkinan perbankan, sedangkan emiten kapasitas likuiditas terbatas seperti multifinance, sama dari konstruksi kemungkinan memilih melakukan refinancing," terangnya kepada Bisnis, Minggu (9/1/2022).

Lebih lanjut, dia menilai emiten-emiten yang memiliki obligasi jatuh tempo pada kuartal II/2022 dan kuartal III/2022 cenderung bakal melakukan pembiayaan kembali melalui penerbitan obligasi baru pada kuartal I/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper