Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN mengungkapkan setelah konsolidasi BUMN rumah sakit, total laba bersihnya melejit pada 2021 ini. Sebagian dana tersebut digunakan membuat kawasan RS Internasional di Bali.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan walaupun memiliki sejumlah tujuan strategis, Holding BUMN rumah sakit yang dipimpin Indonesia Healthcare Corporation (IHC) tetap mencetak pertumbuhan laba bersih.
"Pada 2020 kami ada laba bersih Rp390 miliar, dan di 2021 dengan perbaikan ekosistem dan perbaikan di sana sini labanya menjadi Rp2,6 triliun. Pembangunan RS Internasional Bali juga selain dana sendiri dibantu Bank BNI pendanaannya, dipastikan RS berdiri targetnya 2023 bulan Mei," katanya, Senin (27/12/2021).
Erick menjelaskan pengembangan kawasan kesehatan RS Internasional Bali merupakan RS skala internasional guna menekan jumlah WNI yang melakukan wisata kesehatan ke luar negeri.
Berdasarkan catatannya, tak kurang dari 2 juta orang Indonesia kerap bepergian ke luar negeri untuk keperluan pengobatan. Padahal, jika dapat dikelola dalam negeri, devisa dapat dihemat dan tetap berada di dalam negeri.
Lebih lanjut, upaya Kementerian BUMN selain mengkonsolidasi RS melalui holding agar memiliki standar tinggi, terdapat dua fungsi RS Internasional.
Baca Juga
"Membantu Bali mempunyai pariwisata baru, juga di pariwisata kesehatan, jadi kesinambungan baru di Bali. Juga mendukung banyak menteri karena investasi itu artinya mereka ingin memastikan kesehatan terjamin, standar kesehatan internasional untuk kesehatan para pekerjanya atau para profesional di Indonesia," urainya.
Erick juga menyebut tengah menggalang kerja sama BUMN klaster kesehatan dengan grup Telkom (TLKM) dan Bank Mandiri (BMRI) membentuk konsolidasi program rujukan.
"Kerja sama klaster kesehatan dengan Telkom Grup dan Mandiri Inhealth, kami konsolidasi program rujuk merujuk antara kimia farma klinik dengan RS sehingga dokter umum bisa bicara langsung dengan dokter spesialis yang ada di kota-kota besar. Nah, ini bisa menekan ekosistem database kesehatan," jelasnya.
Sinergi tersebut terangnya, penting guna mengkonsolidasi data kesehatan terutama pengobatan yang diterima pasien, sehingga dapat menjadi acuan dalam peningkatan produksi kesehatan.