Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi perekonomian Indonesia saat ini diyakini lebih baik sekalipun memasuki masa tapering The Fed 2021 dibandingkan dengan taper tantrum pada 2013 lalu.
Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyebutkan, daya tahan perekonomian Indonesia salah satunya ditopang oleh kemampuan dalam menekan angka penyebaran virus corona. Di sisi lain, beberapa negara di kawasan Eropa, Amerika, dan Asia saat ini kembali menunjukkan tren kenaikan kasus positif.
Ia menjelaskan, ketahanan perekonomian Indonesia ditengah tapering The Fed yang mulai berjalan tahun ini terlihat dari sejumlah rilis data.
“Kondisi ini berbanding terbalik dibandingkan dengan taper tantrum 2013 lalu, dimana Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk ke dalam fragile five,” katanya dalam acara BSI Market Outlook 2022, Selasa (7/12/2021).
Salah satu indikator positif perekonomian Indonesia adalah catatan neraca transaksi berjalan Indonesia. Ia mengatakan, neraca transaksi berjalan Indonesia pada tahun ini berpotensi berada di level 0,4 persen terhadap PDB.
Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan kondisi 2013 lalu, saat neraca transaksi berjalan mengalami defisit 3,2 persen terhadap PDB.
Baca Juga
Selain itu, Indonesia juga memiliki cadangan devisa yang lebih baik pada tahun ini, yaitu sebesar US$145,4 miliar hingga Oktober 2021. Angka tersebut naik bila dibandingkan dengan posisi pada 2013 lalu sebanyak US$93,4 miliar.
“Inflasi kita juga jauh lebih baik di kisaran 1,6 persen pada tahun ini, sementara 2013 lalu mencapai 8,08 persen,” lanjutnya.
Adapun, untuk tahun ini, pertumbuhan ekonomi diprediksi dapat menyentuh 3,5 persen. Menurut Andry, angka ini dapat dicapai seiring dengan mulai meningkatnya belanja masyarakat.
“Ini juga berimbas pada kenaikan kinerja beberapa sektor usaha. Kita sudah melihat beberapa sektor mulai mencatatkan pertumbuhan, seperti ritel, restoran, dan lainnya,” jelasnya.
Ia melanjutkan, jika Indonesia mampu membukukan pertumbuhan ekonomi 4 persen pada kuartal IV/2021, maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 bisa 3,4 persen.
“Jika ekonomi kuartal IV/2021 5 persen, pertumbuhannya di akhir tahun bisa sekitar 3,6 persen,” pungkasnya.