Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Archi Indonesia (ARCI) Ingin Ubah Stigma Jadul soal Emas, Caranya?

ARCI meyakini bahwa emas bukan sekadar investasi yang mesti disimpan di bawah bantal.
Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas terbesar yang memiliki 2 kontrak karya yang dimiliki oleh anak usaha Archi Indonesia/Dok.Perusahaan.
Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas terbesar yang memiliki 2 kontrak karya yang dimiliki oleh anak usaha Archi Indonesia/Dok.Perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) meyakini prospek komoditas emas di Indonesia masih besar.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, mereka ingin mengubah stigma lama masyarakat Indonesia terhadap emas.

Wakil Direktur ARCI Rudy Suhendra meyakini bahwa selain menjadi aset tak bergerak, investasi terhadap emas juga bisa dilakukan sambil menyalurkan hobi atau memenuhi keinginan lainnya."Kami tidak ingin emas itu seperti investasi yang disimpan di bawah bantal. Kami ingin [emas] ada hubungannya dengan hobi, misalnya. Makanya kemarin kami keluarkan warner bross, yang Justice League," kata Rudy di Manado, Kamis (25/11/2021).

Sebagai informasi, belum lama ini ARCI memang baru merilis produk emas bergambar karakter-karakter pahlawan Justice League.

Desember mendatang, lewat merek segmen perhiasan Lotus Archi, perseroan juga berencana meluncurkan produk emas dengan corak karakter populer lain.

Dari terobosan tersebut, selain mengubah stigma usang soal emas, ARCI juga berharap dampak lain. Misalnya adalah edukasi untuk investasi sejak dini, mengingat karakter-karakter produk Lotus Archi juga populer di kalangan remaja.

Namun, ARCI juga menyadari bahwa merilis produk beraroma hobi saja tidak akan cukup.

Misi besar lain yang diususun perseroan akan lebih mudah tercapai apabila mereka berhasil menjelma menjadi perusahaan tambang emas terintegrasi. Untuk itu, opsi inilah yang hendak dijajaki perseroan dalam 1-2 tahun ke depan.

"Kami ingin terintegrasi karena kami ingin berikan edukasi ke masyarakat [linier dari hulu ke hilir]. Satu, kalau beli emas bukan hanya melihat dari harga, tapi asal-usul. Dan bahwa saat ini di Indonesia sudah ada produk emas dengan harga kompetitif dan dari perusahaan yang jelas diakui [pemerintah]," tambah Rudy.

Saat ini, salah satu alasan mengapa ARCI belum masuk kategori terintegrasi adalah belum adanya fasilitas pemurnian. Selama ini, produk berkadar emas yang dihasilkan ARCI mayoritas adalah bullion yang masih harus dimurnikan di fasilitas pemurnian. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) merupakan salah satu langganan utama perseroan dalam melakukan pemurnian ini.

Perseroan tengah melakukan kajian terkait berapa kemungkinan kapasitas fasilitas pemurnian yang perlu dibangun.

"Kami masih hitung-hitung dulu [kapasitas fasilitas pemurnian] yang diperlukan. Yang jelas, fokus kami untuk membangun adalah untuk memenuhi kebutuhan kami dulu," tandas Rudy.

Sebagai informasi, ARCI merupakan emiten pertambangan emas pure-play dengan kepemilikan lahan eksplorasi kurang lebih 40.000 hektare. Wilayah eksplorasi dan pertambangan perseroan meliputi kawasan Sulawesi Utara dengan kepemilikan kontrak karya lewat dua entitas anaknya, PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN). 

Hingga tahun 2020 lalu, perseroan baru melakukan eksplorasi dan pertambangan terhadap 10 persen dari total kawasan mereka. 

ARCI memiliki kontrak karya hingga 2041 dengan opsi perpanjangan menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) selama dua kali 10 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper