Batik Nayara, Meningkat 10 Kali Lipat dengan Midtrans

Batik Nayara memanfaatkan paltform digital Midtrans dari GoTo Financial untuk pembayaran di website.
Foto: dok. GoTo
Foto: dok. GoTo

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu pelaku UMKM, Andrina Effendi, pemilik Batik Nayara, semula tidak menyangka bahwa dia harus lebih fokus untuk go digital akibat pandemi Covid-19, ketika semua mobilitas sempat terhenti. Sebelum virus mematikan itu menyebar, dia fokus menjajakan produk pakaian berbahan batik di toko.

“Setelah pandemi, ketika mobilitas terhenti dan pusat perbelanjaan terhenti, mau tidak mau harus ke digital. Saya belajar dan fokus ke digital lalu kelihatan hasilnya,” ujarnya dalam Konferensi Maju Digital yang diselenggarakan oleh GoTo, Sabtu (13/11/2021).

Hadir sebagai salah satu pembicara Konferensi Nasional Maju Digital oleh grup GoTo bersama dengan Deddy Corbuzier, Batik Nayara mengaku memanfaatkan Tokopedia untuk memasarkan aneka produk pakaian berbahan batik dan mendapatkan sambutan yang positif dari para pembeli.

Marketplace tersebut, lanjutnya, menawarkan berbagai program seperti promosi dan kampanye belanja yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak penjualan produk.

Selain itu, tuturnya, Batik Nayara juga memanfaatkan paltform digital Midtrans dari GoTo Financial untuk pembayaran di website. Dengan menggunakan Midtrans, Batik Nayara  mendapatkan kemudahan dalam memproses pembayaran pada website online Nayara, misalnya konfirmasi pembayaran dapat dilakukan secara otomatis sehingga tim Nayara dapat lebih fokus pada penyusunan strategi bisnis jangka panjang untuk mendorong penjualan di masa pandemi.

Andrina menambahkan, sejak bergabung bersama Midtrans di masa pandemi, omzet Batik Nayara justru meningkat hingga 10 kali lipat, dengan fokus perusahaan yang juga terjaga karena solusi pembayaran digital yang dimanfaatkan mampu memangkas tingkat efisiensi operasional.

Lain lagi kisah Andry Susanto, owner restoran Oma Elly. Dia mengaku sebelum pandemi memang telah memadukan pola bisnis konvensional dan digital. Pola ini berubah menjadi 100 persen digital ketika pemerintah membatasi aktivitas masyarakat saat Covid-19 merebak. 

“Saat pandemi, kami tidak bingung lagi dengan delivery dan akhirnya belajar menata produksi karena pesanan dari GoFood yang masuk kecil-kecil dan nonstop. Jenis menu juga berubah karena kami harus memastikan makanan itu masih enak untuk dikonsumsi oleh pembeli ketika sampai ke rumahnya,” kisahnya.

Selain itu, lanjutnya, ketika pandemi pun pihaknya sangat terbantu oleh Tokopedia karena bisa mendapatkan supplier daging dalam jumlah sedikit dengan harga yang kompetitif melalui marketplace tersebut. Pasalnya, sangat jarang supplier yang mau secara langsung menjual barang ke restoran online.

Situasi  pandemi juga memberikan tantangan tersendiri buat Oma Elly karena mereka kesulitan mendapatkan berbagai bahan yang selama ini diimpor seperti keju mozzarella. Hal ini mendorong pihaknya untuk memproduksi sendiri bahan tersebut setelah bekerja sama dengan para produsen susu di Bogor, dan ada juga dari produksi lokal dari Lembang, Bandung. 

“Pandemi ini banyak yang usung produk lokal. Saya percaya produk lokal bisa menjadi roh bagi perekonomian di Indonesia dan kita sebagai penjual akan mengikuti kemana alur konsumen. Kalau sekarang lagi zamannya konsumen go digital, kita akan ikut flow-nya,” ujarnya. 

Chief of Corporate Affairs Grup GoTo Nila Marita mengatakan, Konferensi Nasional Maju Digital merupakan bagian dari rangkaian gerakan #BangkitBersama GoTo yang dimulai dengan inisiatif hyperlocal. Harapannya, agar para UMKM tidak hanya bisa survive selama masa pandemi, tetapi juga bisa maju atau terus tumbuh bahkan mendorong pembukaan lapangan kerja.

Grup GoTo melalui ekosistem Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial terus berupaya meningkatkan daya saing usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal lewat pemanfaatan teknologi agar mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper