Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Daya Sedot SBN Ritel Jenis Green Sukuk hingga Melegalkan Sumur Minyak Ilegal

Minat investor terhadap instrumen SBN ritel itu menjadi salah satu berita pilihan Bisnisindonesia.id.
Sukuk ritel/Instagram @djpprkemenkeu
Sukuk ritel/Instagram @djpprkemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA — Minat investor terhadap instrumen surat berharga negara (SBN) ritel jenis green sukuk tabungan seri ST008 cukup tinggi, kendati kupon yang ditawarkan instrumen ini sudah sangat rendah jika dibandingkan dengan seri-seri SBN ritel sebelumnya.

Minat yang tinggi ini terbukti dari habisnya kuota pemesanan instrumen ini yang sebesar Rp4,3 triliun, padahal masa penawaran tinggal 7 hari lagi, yakni hingga pekan depan, Rabu (17/11/2021).

Minat investor terhadap instrumen SBN ritel itu menjadi salah satu berita pilihan Bisnisindonesia.id.

Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

1. Banjir Peminat, Kuota Penjualan ST008 Ludes Sebelum Waktunya

Minat investor terhadap instrumen surat berharga negara (SBN) ritel jenis green sukuk tabungan seri ST008 cukup tinggi, kendati kupon yang ditawarkan instrumen ini sudah sangat rendah jika dibandingkan dengan seri-seri SBN ritel sebelumnya.

Minat yang tinggi ini terbukti dari habisnya kuota pemesanan instrumen ini yang sebesar Rp4,3 triliun, padahal masa penawaran tinggal 7 hari lagi, yakni hingga pekan depan, Rabu (17/11/2021).

Adapun, kupon yang ditawarkan instrumen ini yakni hanya 4,8% per tahun. Kupon ini bahkan lebih rendah dibandingkan kupon SBN ritel seri ORI020 yang terbit bulan lalu yang sebesar 4,95%. Dengan demikian, kupon yang ditawarkan ST008 ini lagi-lagi menjadi kupon terendah SBN ritel sepanjang masa.

Hanya saja, kupon yang diberikan pemerintah terhadap instrumen yang bertenor 2 tahun ini bersifat floating with floor atau mengambang dengan batas bawah. Artinya, jika suku bunga BI 7 Days Repo Rate (BI 7DRR) turun lagi, kuponnya tidak akan turun. Namun, jika BI 7DRR naik, kuponnya akan naik.

2. Strategi Mitra Adiperkasa Membangun Asa Bangkitkan Kinerja

Emiten peritel PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) melaporkan pemulihan kinerja yang cukup baik untuk periode 9 bulan tahun ini. Selain berhasil mencetak kenaikan pendapatan, perseroan juga sukses menekan tingkat kerugiannya berkat sejumlah strategi yang sukses ditempuh sepanjang tahun ini.

Pendapatan bersih perseroan meningkat 18,3% secara tahunan atau year-on-year (YoY) menjadi Rp12,1 triliun, dengan margin laba kotor 41,6%. Adapun laba usaha melonjak sebesar 194% YoY menjadi Rp388,4 miliar, sedangkan EBITDA naik 43,4% ke Rp2,0 triliun.

Meski demikian, dari segi bottom line atau laba bersih, perusahaan masih membukukan rugi bersih senilai Rp114,8 miliar. Namun, jumlah itu menurun cukup dalam, yakni berkurang 86,2% YoY jika dibandingkan dengan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp672,5 miliar.

3. OJK Berencana Naikkan Syarat Ekuitas, Pialang Asuransi Waswas

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana menaikkan syarat ekuitas perusahaan pialang asuransi dan reasuransi yang membuat pelaku usaha waswas.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo) Mohammad Jusuf Adi mengatakan OJK bakal merevisi Peraturan OJK No.70 /POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi.

Menurutnya, revisi POJK tersebut akan mencakup terkait lisensi dan ekuitas perusahaan pialang asuransi dan menambahkan aturan tentang pialang asuransi digital.

Dia menjelaskan perusahaan pialang asuransi konvensional yang hendak menjalankan proses bisnis melalui digital dapat mengajukan lisensi tambahan ke OJK. Penambahan perizinan ini tentunya akan berdampak pada keharusan untuk menambah ekuitas perusahaan.

4. Konglomerasi Makin Agresif Genggam Tekfin

Sejumlah grup konglomerasi makin agresif menggenggam perusahaan teknologi finansial atau tekfin sejalan dengan kebutuhan lini bisnis digital.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan investasi grup konglomerasi di segmen startup teknologi finansial makin marak mengikuti langkah pelaku modal ventura. Menurutnya, langkah ekspansi ke sektor teknologi, khususnya tekfin tak terelakkan karena tuntutan perubahan perilaku konsumen dan persaingan bisnis.

“Bukan pilihan untuk masuk ke teknologi, keharusan. Mau tidak mau mereka harus investasi kalau tidak mau tertinggal,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (10/11/2021).

Dia menyebut preferensi sektor mempertimbangkan lini usaha yang menjadi pelengkap ekosistem bisnis. Sebagai contoh, dia menyebut grup konglomerasi yang ingin mendukung bisnis sektor kesehatannya akan melirik healthtech sedangkan grup konglomerasi yang membutuhkan sektor finansial, akan melirik tekfin, pengelolaan kekayaan atau wealthtech dan insurtech.

5. Mencari Cara Melegalkan Sumur Minyak Ilegal

Pemerintah terus berupaya mencari cara untuk mengakomodir keberadaan sumur-sumur minyak ilegal agar bisa memberikan kesejahteraan secara merata kepada masyarakat, daerah, hingga negara.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan setidaknya terdapat sekitar 4.500 sumur ilegal yang tersebar di Indonesia, dengan produksi kurang lebih 2.500 barel minyak per hari.

Sebuah laporan tahun lalu, bahkan menyebutkan jumlah produk minyak sumur ilegal tersebut dapat mencapai 10.000 barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper