Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sesi I Merosot 1,11 Persen Tertekan Aksi Jual Investor Asing

Tercatat, 126 saham menguat, 387 saham melemah dan 136 saham bergerak stagnan. Investor asing membukukan net foreign sell sebesar Rp223,56 miliar.
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (28/10/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG parkir pada posisi 6.528,69 di akhir sesi I, turun 1,11 persen atau 73,51 poin.

Tercatat, 126 saham menguat, 387 saham melemah dan 136 saham bergerak stagnan. Investor asing membukukan net foreign sell sebesar Rp223,56 miliar.

Saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) tercatat menjadi top losers teratas dengan koreksi 6,38 persen ke level 88 disusul oleh PT Stell Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) dengan penurunan 6,32 persen.

Sementara itu, PT Bukit Asam (PTBA) menjadi saham yang paling banyak dilego investor asing hingga akhir sesi I, dengan net foreign sell Rp55,7 miliar. Menyusul di belakangnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan nilai jual bersih Rp46,7 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp35,1 miliar.

Sebelumnya, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan IHSG berpotensi bergerak pada rentang 6.472 hingga 6.691. Menurutnya indeks komposit terlihat masih akan berada dalam rentang konsolidasi wajar dengan potensi tekanan yang masih terlihat lebih besar dibandingkan dengan keinginan naiknya.

"Kurangnya sentimen yang dapat membooster kenaikan IHSG serta kondisi perlambatan perekonomian masih akan terus memberikan pengaruh terhadap kinerja emiten hingga beberapa waktu mendatang," katanya dalam riset harian Kamis (28/10/2021.

Meski demikian William melihat untuk jangka panjang masih terlihat bahwa perbaikan perekonomian akan terjadi dalam tempo cepat atau lambat sehingga dapat kembali mendorong kenaikan IHSG dalam jangka panjang. Dia merekomendasikan beberapa saham yang menarik untuk disimak. Misalnya SMGR, TLKM, SMRA dan KLBF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper