Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT DCI Indonesia Tbk (DCII) Toto Sugiri mengungkapkan perang tarif data center kini mulai terjadi.
Toto mengatakan jika perang tarif data center adalah keniscayaan yang bisa terhindarkan. Saat ini, lanjutnya, harga sewa data center berada di kisaran US$400 per kVA (kilovolt ampere). Menurutnya ada kemungkinan biaya sewa turun hingga US$300 sampai US$320 per kVA.
“Kami akan mengantisipasi perang harga dan terus menaikkan kualitas. Perang tarif tidak bisa dihindarkan, sekarang juga sudah dimulai. Tapi kami tidak mau kalah,” katanya kepada Bisnis, dikutip Selasa (14/9/2021).
DCII, lanjutnya, akan meningkatkan efisiensi dengan memaksimalkan tingkat otomasi di pangkalan data mereka. Toto optimistis perseroan tidak akan kalah karena kontrak sewa bersifat jangka panjang serta transfer data yang berukuran besar tidak semudah yang dibayangkan.
Meski demikian, Toto meyakini masih ada ruang pertumbuhan data center di Indonesia lebih dari 10 kali lipat. Adapun pada saat ini, DCII memiliki kapasitas 37 MW atau separuh dari total volume dalam negeri.
Toto mengungkapkan perseroan berencana menambah kapasitas data center perusahaan hampir dua kali lipat. Menurutnya, penambahan kapasitas sejalan dengan kebutuhan pasar dan pertumbuhan perseroan.
Baca Juga
“Kami berencana membangun JK6 dengan kapasitas 34 MW pada tahun. Kami sangat berhati-hati karena ini membutuhkan investasi yang besar,” katanya kepada Bisnis. Toto menambahkan untuk penambahan kapasitas perseroan membutuhkan biaya sekitar US$7 juta sampai dengan US$9 juta per watt.
Dengan demikian, DCII akan membutuhkan modal sebesar US$238 juta sampai dengan US$306 juta. Toto mengungkapkan emiten teknologi itu akan menggunakan kas perseroan atau pendanaan eksternal seperti pinjaman bank untuk menyukseskan target tersebut.
“Kami juga bisa melakukan right issue bila memang mendesak. Oleh karena itu kami sangat berhati-hati dalam mengeluarkan belanja modal,” imbuhnya.
DCII, lanjutnya, akan terus mengembangkan lahan seluas 8,5 hektare. Toto mengatakan lahan seluas itu bisa dikembangkan untuk data center dengan kapasitas mencapai 300 MW. Selain itu, perseroan juga sedang mengembangkan data center kedua di karawang yang berhubungan dengan Grup Salim.