Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Filter Sakura (SMSM) Beli Gudang Baru di Thailand

Peningkatan belanja modal Selamat Sempurna dikarenakan salah satu anak usaha perusahaan di Thailand membeli gudang senilai Rp40 miliar.
Filter Sakura produk Selamat Sempurna/smsm.co.id
Filter Sakura produk Selamat Sempurna/smsm.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen filter Sakura, PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) sudah merealisasikan belanja modalnya hingga 70 persen dari total target Rp150 miliar.

Direktur Keuangan Selamat Sempurna Ang Andri Pribadi menerangkan perseroan mengeluarkan belanja modal lebih besar dari biasanya pada tahun ini.

"Mengenai belanja modal tahun ini secara konsolidasi lebih tinggi dari tahun lalu, kami siapkan anggaran Rp150 miliar biasanya Rp100 miliar," jelasnya dalam konferensi pers, Kamis (9/9/2021).

Peningkatan belanja modal ini karena salah satu anak usaha perusahaan di Thailand membeli gudang atau warehouse mencapai Rp40 miliar. Pembelian tersebut untuk menopang bisnis perseroan di masa mendatang.

Lebih lanjut, dia menjelaskan penyerapan belanja modal pada pertengahan tahun ini sudah hampir 70 persen. Selain pembelian gudang, perseroan juga masih melakukan belanja modal rutin dan perbaikan minor terhadap alat produksi perseroan setiap tahunnya.

Sepanjang semester I/2021, SMSM mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,97 triliun naik 35 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Laba tahun berjalannya pun meningkat 55 persen menjadi Rp314 miliar.

SMSM menargetkan pendapatan tumbuh 20 persen dari realisasi pada 2020 yang sebesar Rp3,23 triliun. Adapun, laba bersih ditargetkan naik 15 persen dari realisasi laba bersih sebesar Rp488 miliar tahun lalu.

Kendati optimistis, perseroan tetap menegaskan terdapat sejumlah tantangan mencapai target tersebut. Visibilitas mengenai prospek pasar dalam beberapa bulan mendatang tetap terbatas dan masih akan menantang hingga akhir tahun ini yang dipengaruhi oleh karena pandemi dan perkembangan makro ekonomi dan sektoral.

Tantangan khusus juga terjadi pada kenaikan harga bahan baku dan ketersediaan, serta kesulitan logistik terkait dengan keterbatasan kontainer untuk transportasi kargo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper