Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Baru Listing, Saham Produsen Gas Oksigen (SBMA) Langsung ARA

Saham SBMA naik 62 poin atau 34,44 persen ke level Rp242 per saham.
Logo PT Surya Biru Murni Acetylene./JIBI-Istimewa
Logo PT Surya Biru Murni Acetylene./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Surya Biru Murni Aectylene Tbk. (SBMA) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia hari ini, Rabu (8/9/2021).

Produsen gas oksigen yang berlokasi di Balikpapan ini, telah melakukan penawaran awal pada tanggal 2 September 2021 sampai 6 September 2021, dengan harga yang ditawarkan sebesar Rp180 hingga Rp230 per lembar saham.

Dalam pencatatan perdana hari ini, saham SBMA dibuka mengalami auto reject atas atau ARA. Saham SBMA naik 62 poin atau 34,44 persen ke level Rp242 per saham.

SBMA diketahui melepas 278,4 juta saham yang ke publik, atau mewakili 29,99 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana. Melalui pelepasan saham ini, SBMA diharapkan dapat meraup dana segar sebesar Rp50,11 miliar.

SBMA juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak 46.400.000 lembar yang diberikan kepada investor secara cuma-cuma sebagai insentif. Setiap pemegang enam saham baru hasil penawaran umum, investor berhak mendapat satu Waran Seri I. Setiap satu Waran Seri I, investor memungkinkan untuk mendapatkan satu saham perusahaan yang dikeluarkan dalam bentuk portepel.

Dana yang dihimpun dari Penawaran Umum ini, akan digunakan SBMA untuk mengembangkan bisnis dan menaikkan kapasitas produksi perusahaan. Sebanyak 49,01 persen akan digunakan perseroan untuk membeli lahan seluas 2,05 Ha, 37 persen digunakan untuk investasi pabrik dan alat-alat penunjang seperti storage tank dan tabung gas, dan 13,99 persen akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan.

Hingga Mei 2021, SBMA telah mencatatkan pendapatan sebesar Rp32 miliar dan per semester I-2021 telah mengalami peningkatan penjualan sebesar 10 persen, dibanding semester I-2020.

"SBMA yakin dapat memenuhi target omzet di akhir tahun 2021. SBMA memiliki jangkauan pasar yang sangat luas dari las pinggir jalan hingga perusahaan besar dan kilang," kata Corporate Secretary SBMA Cintia Kasmiranti dalam keterangan resminya, Rabu (8/9/2021).

Sedangkan untuk sektor pasar terdiri dari petrokimia, pertambangan, minyak dan gas alam, laboratorium, EPC, perkebunan termasuk Rumah Sakit. Selama pandemi COVID-19, SBMA melayani kebutuhan oksigen medis pemerintah dan masyarakat umum.

"Pengembangan pabrik diperlukan agar SBMA bisa melayani kebutuhan medis dan tetap bisa memenuhi permintaan di sektor industri," ujar dia.

Sebagai informasi, SBMA merupakan produsen gas industri yang berdiri sejak tahun 1980 di Balikpapan. Berawal dari memproduksi gas acetylene yang umum digunakan untuk mengelas, sekarang SBMA telah memproduksi gas oksigen, gas nitrogen, mix gas dan gas-gas lain seperti gas karbondioksida, gas argon, dan sebagainya.

Selain penjualan produk, SBMA juga melayani jasa inspeksi bejana tekan dan juga memiliki fasilitas laboratorium pengujian gas. Sebagai salah satu produsen gas terbesar di Kalimantan Timur, SBMA memiliki visi untuk mengembangkan bisnisnya dan menjadi produsen gas ternama di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper