Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Afiliasi Jadi Andalan Emiten Hingga Vaksinasi Berbayar Kembali Bergema

Sejumlah emiten memilih untuk melakukan pendanaan secara mandiri kepada anak usaha atau sister company mereka ketimbang mengandalkan sumber dana eksternal. Selain memberikan keuntungan finansial, transaksi ini juga mengefektifkan perputaran modal dalam grup usaha.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Tekanan pandemi yang masih belum bisa dipastikan kapan akan berakhir, membuat sejumlah emiten harus melakukan berbagai upaya efisiensi dan mengatur kembali strategi bisnisnya.

Sejumlah emiten memilih untuk melakukan pendanaan secara mandiri kepada anak usaha atau sister company mereka ketimbang mengandalkan sumber dana eksternal. Selain memberikan keuntungan finansial, transaksi ini juga mengefektifkan perputaran modal dalam grup usaha.

Makin maraknya emiten yang melakukan transaksi afiliasi, menjadi salah satu berita pilihan Bisnisindonesia.id.

Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Sabtu (4/9/2021):

 

Menanti Penguatan LQ45 di Pengujung Tahun

Kinerja indeks LQ45 masih terperangkap di zona merah, di saat IHSG sudah lama bertengger di zona hijau. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap emiten-emiten blue chip paling likuid masih rendah di tengah kondisi ekonomi yang masih belum pasti.

Pada perdagangan akhir pekan pertama September 2021 ini, Jumat (3/9), kinerja indeks 45 tercatat tumbuh 1,28% dibandingkan dengan hari sebelumnya ke level 873,92. Kinerja LQ45 ini outperform terhadap IHSG yang hanya meningkat 0,80% menjadi 6.126,92.

Namun, jika diukur sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (YtD), LQ45 masih tersungkur di zona merah dengan tingkat penurunan 6,52% YtD, padahal IHSG sudah menguat 2,47% YtD. Sejatinya, LQ45 tidak sendiri. Semua indeks tematis yang berisi saham-saham blue chip masih berkinerja negatif.

Sepanjang tahun ini, umumnya pasar modal masih digerakkan oleh saham-saham berkapitalisasi pasar kecil-menengah. Hal ini terlihat dari kinerja indeks IDX Small-Mid Cap Composite yang tercatat naik 14,59% YtD.

Demikian pula indeks Development Board yang berisi saham-saham kecil di papan pengembangan, berhasil tumbuh 51,76% YtD.

 

Energi Mega Persada dan Husky Menangi Lelang Blok Migas

PT Energi Mega Persada Tbk. dan Husky Energy International Corporation ditetapkan sebagai dua pemenang lelang penawaran langsung wilayah kerja atau blok minyak dan gas bumi tahap pertama 2021.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji memaparkan bahwa ada empat wilayah kerja atau WK minyak dan gas bumi (migas) yang ditawarkan dalam lelang penawaran langsung, yakni South CPP, Sumbagsel, Rangkas, dan Liman.

Berdasarkan hasil penilaian atas dokumen partisipasi dari peserta lelang, pemerintah telah menetapkan dua pemenang untuk keempat WK itu melalui Keputusan Menteri ESDM.

PT Energi Mega Persada Tbk. ditetapkan sebagai pemenang lelang WK South CPP dengan komitmen pasti 3 tahun pertama, yakni studi geophysical and geotechnical (G & G), seismik 2D 500 kilometer persegi, seismik 3D 50 kilometer persegi, dan satu Sumur Eksplorasi.

Nilai komitmen pasti untuk mengelola South CPP selama 3 tahun pertama mencapai US$13,6 juta, dengan bonus tanda tangan senilai US$500.000.

Perusahaan kedua yang memenangi lelang adalah Husky Energy International Corporation untuk WK Liman dengan komitmen pasti 3 tahun pertama, yaitu Studi G & G, dan seismik 2D 400 kilometer persegi dengan total komitmen pasti senilai US$6,7 juta, serta bonus tanda tangan US$200.000.

 

Emiten Andalkan Strategi Pendanaan Afiliasi

Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa keputusan emiten melakukan transaksi afiliasi bukan melulu karena sumber pendanaan yang mulai terbatas.

Transaksi afiliasi sering kali memberi kepastian lebih besar bagi kepada pihak yang bertransaksi terkait dengan ketersediaan dana yang dibutuhkan.

PT Astra International Tbk., misalnya, memberikan tambahan likuiditas kepada PT Trans Marga Jateng (TMJ) melalui entitas usahanya PT Astra Tol Nusantara (ATN) sebagai bentuk dukungan keuangan untuk keperluan umum korporasi.

Praktik serupa juga dilakukan banyak emiten jalan tol lain, yakni PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP). Perseroan memberikan pinjaman senilai total Rp2,46 triliun kepada dua entitas usahanya untuk melunasi utang konstruksi kepada perbankan dan meringankan beban keuangan mereka.

Di sektor properti, transaksi afiliasi dilakukan oleh para pemegang saham PT Pikko Land Development Tbk. (RODA). Sejumlah pemegang saham RODA memberikan pinjaman sebagai dana talangan kepada RODA dan sejumlah anak usahanya.

 

Mayoritas Pangsa Pasar Asuransi Umum Dikuasai 15 Entitas

Pandemi Covid-19 ternyata tak menyurutkan kondisi industri asuransi umum mendapatkan kinerja ciamik, termasuk menguasai pangsa pasar teratas.

Pimpinan Lembaga Riset Majalah Asuransi, Mucharor Djalil menuturkan setidaknya terdapat 15 perusahaan asuransi umum menguasai pasar asuransi umum 65,46% di Indonesia.

LRMA dalam melakukan kajian menggunakan sembilan indikator keuangan dalam laporan keuangan publikasi per 31 Desember 2020 dari 30 perusahaan asuransi jiwa dan umum, yakni pendapatan premi, pendapatan premi neto, klaim dibayar, beban klaim dan manfaat dibayar, investasi, hasil investasi, ekuitas, aset, dan laba bersih.

Berdasarkan kajian LRMA, dampak pertumbuhan ekonomi yang rendah ini langsung dirasakan industri asuransi. Hasil riset LRMA menunjukkan perolehan premi bruto industri asuransi umum 2020 mengalami kontraksi sebesar 3,79% menjadi Rp57,66 triliun dibandingkan dengan 2019 sebesar Rp59,93 triliun.

 

Vaksinasi Berbayar Kembali Bergema, Bakal Lolos atau Batal Lagi?

Isu vaksinasi berbayar kembali bergema di Tanah Air. Hal itu bermula dari rencana pemerintah yang akan mengenakan tarif terhadap vaksinasi 'booster' dosis ketiga.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI.

Menkes menyampaikan vaksin booster bagi masyarakat bisa dilakukan jika pada akhir tahun ini atau awal tahun depan seluruh masyarakat sudah mendapatkan vaksin.

Terkait dengan harga, Menkes menuturkan bahwa masyarakat bisa mengaksesnya dengan harga sekitar Rp100.000 hingga Rp150.000. Selain itu, masyarakat juga bisa memilih jenis vaksin Covid-19 yang tersedia sebagai booster atau dosis ketiga.

Adapun, saat ini vaksin booster di Indonesia peruntukannya masih difokuskan untuk Tenaga Kesehatan. Jenis vaksin yang digunakan ialah Moderna.

Dengan kata lain, rencana penyelenggaraan vaksin berbayar ditujukan kepada kelas menengah yang dianggap mampu membayar vaksin. Mereka inilah yang tidak akan lagi mendapat vaksinasi gratis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper