Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Walau Kinerja Semester I/2021 Jeblok, Pendapatan non-Penumpang Garuda (GIAA) Meningkat

Pendapatan usaha yang berasal dari pendapatan penerbangan tidak berjadwal mengalami kenaikan sebesar 93,2 persen dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2020 lalu.
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan perbaikan kinerja pendapatan di lini bisnis pendapatan tidak berjadwal dan peningkatan kargo sepanjang semester I/2021.

Adapun pendapatan usaha yang berasal dari pendapatan penerbangan tidak berjadwal mengalami kenaikan sebesar 93,2 persen dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2020 lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan dengan adanya kenaikan tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan potensi pangsa pasar charter, baik untuk layanan penumpang maupun kargo.

Khusus untuk angkutan logistik, GIAA mencatat tren kenaikan jumlah kargo yang diangkut di setiap penerbangan sepanjang Semester I/2021. Garuda Indonesia secara Group turut berhasil mencatatkan jumlah angkutan kargo sebesar 152,3 juta ton tumbuh sebesar 37,56 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 sebesar 110,71 juta ton.

Sementara itu, beban usaha pada Semester I/2021 tercatat mengalami penurunan sebesar 15,9 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yakni dari US$ 1,6 miliar menjadi US$ 1,3 miliar.

"Lebih lanjut, penurunan beban usaha perseroan juga turut ditunjang oleh berbagai langkah strategis efisiensi yang tengah ditempuh diantaranya melalui langkah renegosiasi sewa pesawat hingga restrukturisasi jaringan penerbangan melalui penyesuaian frekuensi rute-rute penerbangan," urainya Selasa (31/8/2021).

Di tengah masih belum pulihnya kinerja bisnis penerbangan nasional, Garuda Indonesia melakukan berbagai langkah strategis meningkatkan pendapatan usaha, diantaranya melalui optimalisasi ancillary revenue.

Perseroan secara aktif menjalin kemitraan dengan berbagai pihak eksternal memaksimalkan potensi pendapatan di luar bisnis inti pengangkutan penumpang, baik melalui kemitraan bersama sektor retail, industrial, maupun kolaborasi strategis bersama ekosistem penunjang sektor logistik nasional.

Lebih lanjut, tekanan kinerja angkutan penumpang yang masih terus berlangsung sebagai dampak adanya kebijakan pengetatan mobilitas masyarakat melalui Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di sejumlah wilayah di Indonesia.

Realita bisnis tersebut tergambarkan dalam catatan kinerja usaha sepanjang Semester I/2021, dimana Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 696,8 juta atau turun sebesar 24 persen dibandingkan pendapatan usaha pada periode yang sama tahun lalu.

Lebih lanjut, pendapatan usaha Semester I/2021 tersebut dikontribusikan oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$ 556,5 juta, penerbangan tidak berjadwal US$ 41,6 juta dan pendapatan lainnya US$ 98,6 juta.

Tantangan kinerja usaha yang terefleksikan melalui penurunan pendapatan usaha tersebut tidak terlepas dari trafik penumpang yang menurun signifikan imbas kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat ditengah peningkatan positive rate kasus Covid-19 di Indonesia.

Hal ini karena kemunculan varian baru Covid-19, yang mengharuskan adanya pengetatan kebijakan mobilitas masyarakat dalam penanganan pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper