Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin kembali melampaui level US$50.000 seiring dengan mulai pulihnya pasar aset kripto dari koreksi besar-besaran tiga bulan yang lalu.
Berdasarkan data Coingecko Senin (23/8/2021), harga Bitcoin terpantau menguat 2,6 persen ke lecvel US$50.068,77 pada pukul 10 .10 WIB. Adapun harga Bitcoin terakhir berada di atas US$50.000 pada Mei lalu. Kenaikan juga terjadi pada aset-aset kripto lainnya seperti Ether, Cardano, dan Binance Coin.
Pemulihan pada pasar kripto semakin meningkatkan kepercayaan diri pelaku pasar yang memprediksi level harga Bitcoin dapat menembus US$100.000. Di sisi lain, sejumlah pihak melihat pergerakan harga yang fluktuatif dan aksi spekulasi akan mewarnai pasar kripto selama beberapa waktu.
CEO Bensignor Investment Strategies, Rick Bensignor mengatakan pergerakan harga Bitcoin saat ini berada di atas perkiraannya.
“Kami memperkirakan Bitcoin akan diperdagangkan pada level US$40.000 hingga US$50.000,” jelasnya dikutip dari Bloomberg, Senin (23/8/2021).
Konstatin Anissimov, Executive Director CEX.IO, mengatakan titik resisten Bitcoin selanjutnya berada di zona US$50.000.
"Reli harga yang terjadi pada akhir-akhir ini tidak mengindikasikan lompatan yang signifikan. Namun, jika lebih banyak pembeli terjun untuk mendorong harga di atas level $50.000, bisa saja harga Bitcoin menuju target jangka menengah $55.000," ujarnya.
Harga Bitcoin sempat menembus US$65.000 pada April lalu seiring dengan melimpahnya likuiditas, aksi investor yang mencari keuntungan cepat, dan optimisme terhadap meningkatnya permintaan dari investor institusional.
Bitcoin kemudian perlahan melemah menyusul kekhawatiran terhadap penggunaan energi dalam aksi penambangannya (mining). Kebijakan pemerintah China yang membatasi penggunaan Bitcoin juga semakin menekan sentimen Bitcoin yang memicu harga aset kripto tersebut anjlok dibawah US$30.000.