Bisnis.com, JAKARTA — Deretan BUMN perbankan telah merampungkan publikasi kinerja masing-masing untuk semester I/2021. Semua bank pelat merah membukukan rapor positif seiring membaiknya pula rapor sektor ini secara keseluruhan.
Namun, bukan berarti tak ada yang terbaik dari yang baik.
1. Laba Bank BUMN Rp31 Triliun pada Semester I/2021. Siapa Paling Mentereng?
Apabila diukur berdasarkan nominal laba, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) adalah bank pelat merah dengan torehan paling positif. Namun, jika ukurannya adalah tingkat pertumbuhan laba maupun beberapa indikator penting lain, maka PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) adalah yang terdepan.
Selengkapnya mengenai perbandingan rapor masing-masing bank dapat Anda baca di sini.
Perusahaan data center, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) meresmikan gedung data center keempat (JK5) di area data center campus yang berlokasi di Cibitung, Kamis (27/5/2021)./Istimewa
2.Alternatif Sektor Saham Pilihan Kala DCII, BUKA dkk Loyo
PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) memang mencatatkan rapor harga saham relatif di bawah ekspektasi sejak IPO mereka. Namun, mereka tidak sendirian.
Bersamaan dengan lesunya kinerja BUKA, saham-saham serumpun lain yang juga bergerak di bisnis teknologi dan bisnis digital mulai loyo. Salah satunya adalah PT DCI Indonesia Tbk. (DCII).
Dalam dua pekan terakhir, indeks saham teknologi yang terangkum dalam IDX Techno juga konsisten membukukan grafik merah. Padahal sebelumnya, sejak awal tahun, indeks ini konsisten bergerak mendaki.
Proyeksi berikutnya mengenai saham-saham teknologi tersebut diulas di sini.
Manajemen PT TBS Energi Tbk. (TOBA), dahulu PT Toba Bara Sejahtra Tbk., usai paparan publik di Jakarta, Rabu (4/12/2019)./tobabara.com
3. Tajir! Emiten Luhut (IDX: TOBA) Lego Saham di Pembangkit Listrik Paiton, Laku Berapa?
Perusahaan energi terintegrasi dan tambang batu bara, PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) belum lama ini mengumumkan rencana mereka menjual saham anak usahanya, PT Batu Hitam, pada pembangkit listrik PT Paiton Energy. Paiton merupakan salah satu aset berharga lantaran memiliki kemampuan menghasilkan 10 persen listrik untuk daerah Jawa-Bali.
Dalam keterbukaan informasi Senin (23/8/2021), TOBA menjelaskan bahwa penjualan tersebut merupakan bagian dari langkah perseroan beralih fokus ke bisnis energi baru dan terbarukan (EBT). Disebutkan juga, penjualan saham pada proyek Paiton Energy juga memperkuat kondisi keuangan Perseroan.
"Dengan demikian, Transaksi Pengalihan Saham BHP yang dilakukan merupakan suatu Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam POJK No.17/2020. Meski demikian, Transaksi Pengalihan Saham BHP yang dilakukan bukan merupakan transaksi Afiliasi atau transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan," tulis manajemen.
Pembahasan selanjutnya mengenai aksi korporasi tersebut dapat Anda baca di sini.
Pengukuhan Manajemen Baru Bank Banten (BEKS)./Istimewa
4. Absennya Pemegang Saham Mayoritas Bank Banten (BEKS) di Right Issue
Salah satu emiten bank daerah, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) berencana menggelar penerbitan saham lewat hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Namun, berbeda dari kebanyakan rights issue perusahaan lain belakangan ini, pemegang saham mayoritas perseroan yakni PT Banten Global Development tidak akan berpartisipas melakukan pembelian saham baru.
Banten Global Development (BGD) merupakan pemegang saham mayoritas emiten bank tersebut dengan porsi sebesar 78,21 persen atau mewakili 34,29 miliar saham. BGD merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Banten yang didirikan di era eks Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.
Belakangan, Bank Banten cukup agresif menggembar-gemborkan rencana mereka bertransformasi ke arah digital. Meskipun, belum ada pengumuman detail apakah perusahaan ini akan mengubah bentuk menjadi bank digital.
Lantas, apakah bakal berkurangnya kepemilikan pemerintah daerah memiliki kaitan dengan perubahan strategi bisnis tersebut? Selengkapnya dapat Anda baca di sini.