Bisnis.com, JAKARTA – Satu analis memprediksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan ini masih dalam tekanan akibat aksi jual investor terhadap emiten teknologi.
Pada perdagangan Senin (16/8/2021) pukul 14.29 WIB, IHSG turun 1,14 persen atau 69,78 poin menjadi 6.069,71. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.056,74-6.147,3.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan secara teknikal IHSG berada di area 6.000 untuk support, sampai dengan 6.172 untuk uji resistance selama sepekan ini.
“Memang ada tekanan jual sebagian besar dari saham-saham teknologi, ada Bukalapak yang lagi turun, saham ARTO dan Multipolar,” jelasnya dalam acara Market 30 Minutes, Senin (16/8/2021).
Menurutnya, sentimen yang harus diperhatikan dalam sepekan ini yang pertama tentang pertumbuhan kasus Covid-19 di Indonesia. Ditambah adanya kebijakan PPKM ini menjadi salah satu sentimen positif untuk menekan angka penularan Covid-19, lanjut William.
“Jika berhasil menurun itu akan menjadi sentimen positif terlepas dari apakah PPKM diperpanjang atau tidak,” jelasnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, dari sisi pasar William memaparkan pergerakan harga komoditas dan ekonomi Indonesia akan menjadi perhatian. Menurutnya, investor masih melihat kebijakan pemerintah terkait dengan Covid-19 yang nantinya akan berpengaruh pada kondisi ekonomi Indonesia secara luas.
Selain itu, Willian menuturkan dirilisnya laporan keuangan oleh beberapa perusahan memungkinkan terjadinya windows dressing untuk kuartal II/2021.
Di satu sisi, lanjut William, emiten batu bara menjadi salah satu sektor yang menarik karena mulai mengalami penguatan terkait dengan sentimen naiknya harga saham batu bara yang tercermin dari laporan keuangan perseroan yang menunjukkan kenaikan pendapatan.
Dari sektor batu bara, Panin Sekuritas merekomendasikan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
“Sektor lainnya, kita merekomendasikan saham big bank yang menjadi penggerak IHSG yaitu BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI,” pungkasnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.