Bisnis.com, JAKARTA — PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 7,9 persen pada semester I/2021, seiring langkah efisiensi yang dilakukan emiten farmasi itu.
Laba usaha KLBF tercatat tumbuh 7,3 persen menjadi Rp1,84 triliun pada semester pertama 2021. Rasio laba usaha terhadap penjualan pun naik menjadi 14,9 persen dari 14,8 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, laba sebelum pajak penghasilan bertumbuh 6,6 persen menjadi Rp1,92 triliun pada semester pertama 2021. Margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,6 persen, stabil dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp1,49 triliun per Juni 2021, naik 7,9 persen dari Rp1,38 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, penjualan bersihnya tumbuh 6,6 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp12,37 triliun pada semester pertama 2021.
Chief Financial Officer Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata memaparkan pihaknya menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba bersih.
Baca Juga
"Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi di biaya operasional yang lebih rendah," terangnya seperti dikutip Bisnis, Minggu (1/8/2021).
Bernadus mengungkapkan kegiatan bisnis yang menyokong ekonomi dirasakan mulai membaik dalam beberapa bulan terakhir.
"Untuk menjaga pertumbuhan penjualan, perseroan berusaha melakukan inovasi melalui penyediaan layanan dan produk yang lebih terjangkau yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia," tuturnya.
Perseroan beradaptasi dengan mengeluarkan produk kesehatan (seperti herbal, suplemen, vitamin dan obat-obatan), produk nutrisi yang lebih terjangkau dan layanan tes serta diagnostik yang berhubungan dengan pandemi Covid-19.
Kinerja positif selama paruh pertama 2021, didukung oleh Divisi Distribusi & Logistik yang penjualan bersihnya naik sebesar 15,6 persen dari Rp3,75 triliun menjadi Rp4,33 triliun. Lini ini berkontribusi 35,1 persen terhadap total penjualan bersih KLBF.
Kemudian, Divisi Obat Resep Perseroan membukukan kenaikan penjualan sebesar 5,4 persen dari Rp2,56 triliun menjadi Rp 2,7 triliun, serta menyumbang 21,9 persen dari total penjualan bersih.
Lalu, Divisi Produk Kesehatan mencatatkan pertumbuhan 3,1 persen menjadi Rp2 triliun. Dengan demikian, kontribusinya sekitar 16,2 persen terhadap total penjualan bersih.
Namun, Divisi Nutrisi mengalami penurunan penjualan sebesar 0,5 persen menjadi Rp3,32 triliun pada semester pertama 2021. Lini ini menyumbang 26,9 persen dari total penjualan bersih perseroan.