Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rumah sakit, PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) terus berupaya menyeimbangkan pelayanan pasien Covid-19 dengan pasien non Covid-19. Perseroan pun berhasil melakukan 32.000 operasi sepanjang semester I/2021.
Direktur Utama Siloam International Hospitals Darjoto Setyawan mengungkapkan meskipun Covid-19 ada di depan mata, ini tidak memperlambat semua masalah medis lainnya.
"Proporsi rumah sakit Siloam juga telah dialokasikan untuk merawat kondisi medis non Covid-19 untuk memastikan agar masyarakat dapat berobat secara aman dan efektif," katanya, dikutip Minggu (1/8/2021).
Dengan demikian, perseroan memastikan keamanan maksimum untuk staf dan pasien di dalam rumah sakit. Siloam terbuka dan siap melayani pasien yang membutuhkan.
Siloam berhasil melakukan 32.000 operasi pada semester I/2021, ini hanya 10,2 persen lebih rendah dari jumlah operasi dilakukan pada pra-Covid-19. Siloam melakukan lebih banyak operasi saraf, umum, dan ortopedi di dibandingkan dengan periode sebelum Covid-19.
"Kami akan terus berinvestasi dalam kemampuan dan kapasitas operasional kami sehingga kami dapat memberikan kualitas tinggi kesehatan untuk lebih banyak pasien di masa mendatang," katanya.
Baca Juga
Hari rawat inap telah meningkat selama 4 kuartal berturut-turut. Hari rawat inap di kuartal II/2021 adalah 185.709 tumbuh 46,3 persen dibandingkan dengan kuartal II/2020.
Pasien rawat inap dari Perusahaan penerimaan adalah 45.715 orang pada kuartal II/2021 dibandingkan dengan 32.749 di pada kuartal II/2020, tumbuh 39,6 persen.
Kunjungan rawat jalan meningkat selama 4 kuartal berturut-turut dengan Siloam mencatat 591.489 kunjungan pada kuartal II/2021 dibandingkan dengan 347.134 di kuartal II/2020, tumbuh 69,7 persen.
Tingkat hunian terus dalam tren naik setelah diperluas untuk 4 kuartal berturut-turut menjadi 55,0 persen pada kuartal II/2021 dibandingkan dengan 41,6 persen di kuartal II/2020. Volume pasien sesuai rencana untuk melanjutkan pemulihan mereka menuju dan akhirnya di atas tingkat pra-Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021 yang belum diaudit, perseroan mencetak pendapatan selama 6 bulan sebesar Rp3,81 triliun naik 51,65 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,51 triliun.
Beban pokok pendapatan juga turut meningkat menjadi Rp2,02 triliun naik dari Rp1,55 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Beban usaha juga meningkat meningkat menjadi Rp1,15 triliun dari Rp905,22 miliar.
Kendati beban-beban perseroan meningkat, laba usaha perseroan tercatat meningkat signifikan menjadi Rp493,81 miliar naik dari periode semester pertama tahun lalu yang hanya Rp4,93 miliar.
Dengan demikian, emiten bersandi SILO ini mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp291,53 miliar dari posisi rugi Rp130,04 miliar pada semester I/2020.