Bisnis.com, JAKARTA – MNC Sekuritas mencatatkan pertumbuhan investor ritel yang optimal sepanjang semester I/2021. Tren tersebut diprediksi akan berlanjut pada paruh kedua tahun ini seiring dengan outlook IHSG yang positif.
Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina mengatakan, sepanjang semester I/2021, jumlah investor ritel di MNC Sekuritas tumbuh 21 persen dibandingkan akhir tahun 2020. Sementara, pertumbuhan nasabah secara year on year mencapai 47 persen.
Selain itu, MNC Sekuritas juga mencatatkan pertumbuhan transaksi online dari nasabah ritel secara year on year hingga 300 persen.
Ia mengatakan, MNC Sekuritas optimistis dapat kembali mencatat pertumbuhan investor ritel pada semester II/2021. Hal ini seiring dengan prospek pemulihan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) yang masih sangat terbuka.
“Kami menargetkan pertumbuhan investor hingga 100 persen pada tahun ini,” katanya saat dihubungi pekan ini.
Susy mengatakan, pihaknya akan menempuh sejumlah strategi guna mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah dengan mengembangkan aplikasi online trading yang dimiliki.
Baca Juga
Ia mengatakan, aplikasi MNC Trade akan berubah menjadi Motion Trade dengan keunggulan ekosistem digital MNC Group, khususnya di layanan keuangan yang unik hanya dimiliki MNC Group
Motion Trade juga akan memiliki fitur baru berupa supermarket reksadana dengan akses ke berbagai variasi produk manajer investasi ternama.
“Kami juga akan melakukan penambahan fitur unik di aplikasi Motion Trade yang belum pernah ada di market,” kata Susy
Selain itu, MNC Sekuritas juga akan mengembangkan sejumlah program promosi guna menarik investor baru. Hal tersebut juga akan ditopang oleh kerja sama dengan komunitas saham di seluruh Indonesia
“Perluasan kerja sama juga akan kami lakukan dalam bentuk Galeri Investasi, tidak hanya dengan institusi pendidikan seperti kampus, tapi juga di instansi lainnya,” katanya.
Sementara itu, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pertumbuhan investor ritel di Indonesia cukup pesat selama 2 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh semakin terbukanya akses masyarakat ke pasar modal seiring dengan perkembangan teknologi.
“Keinginan masyarakat untuk berinvestasi, khususnya ke saham juga jadi semakin besar,” katanya.
Perkembangan teknologi tersebut, kata Reza, juga kian meningkatkan literasi finansial masyarakat tentang pentingnya berinvestasi. Hal tersebut juga ditambah dengan semakin mudahnya investasi pada pasar saham yang dapat dilakukan melalui aplikasi.
Reza mengatakan, potensi pertumbuhan investor ritel ke depannya akan positif seiring dengan inovasi-inovasi yang dilakukan otoritas bursa dan pelaku pasar lain untuk semakin memperlebar akses investasi.
“Selain itu, saat ini mulai banyak komunitas-komunitas yang membahas saham sehingga dapat menarik perhatian masyarakat ke level yang lebih dalam,” pungkasnya.
