Bisnis.com, JAKARTA - Emiten grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk., fokus untuk mengembangkan dua lini bisnis, yaitu energi baru terbarukan dan teknologi.
Direktur Dian Swastatika Sentosa Hermawan Tarjono mengatakan bahwa situasi makro secara perlahan mulai membaik sehingga diharapkan dapat menumbuhkan stabilitas untuk mendukung iklim usaha yang kondusif.
Sejalan dengan hal itu, perseroan mulai kembali percaya diri dan ke depan akan fokus terhadap dua lini bisnis utama.
“Pertama, kami akan melakukan penjajakan bisnis baru termasuk ke sektor energi baru terbarukan, kemudian yang kedua adalah fokus untuk pengembangan bisnis berbasis teknologi,” ujar Hermawan saat paparan publik, Jumat (28/5/2021).
Dia menjelaskan bahwa penjajakan bisnis di sektor EBT itu sejalan dengan tren dunia yang mulai mengurangi batu bara dan mulai beralih ke energi yang lebih bersih atau EBT.
Kendati demikian, emiten berkode saham DSSA itu tidak menjelaskan secara detail sektor EBT yang diincar oleh perseroan secara spesifik.
Baca Juga
Adapun, penjajakan bisnis baru di EBT itu juga sebagai salah satu upaya perseroan untuk mendiversifikasi risiko usaha, terutama dari sektor batu bara.
Hermawan mengutip data Dewan Energi Nasional Indonesia mengatakan bahwa pada 2050 diperkirakan kontribusi batu bara dalam bauran energi nasional semakin turun hingga menjadi 25 persen, dibandingkan dengan kontribusi pada 2020 sebesar 38,04 persen.
Di sisi lain, sektor bisnis batu bara terhadap pendapatan perseroan pada 2020 masih menjadi kontribusi utama, yaitu sebesar 76 persen. Perseroan melalui anak usahanya akan ekspansi di bisnis batu bara berkalori tinggi dan pertambangan emas.
Kendati demikian, bisnis batu bara termal masih akan genjot dengan penguatan dari sisi pemasaran baik di domestik maupun pasar luar negeri seperti China, India, dan negara lainnya di Asia Tenggara.
Selain itu, belum lama ini perseroan pun mendivestasikan 4.141.409 saham atau setara 75 persen saham atas PT DSSP Power Mas Utama (PMU) kepada Datang Overseas Energy Investment Co. Ltd. Transaksi itu senilai US$394 juta.
Adapun, PMU memiliki proyek IPP PLTU Sumsel-5 berkapasitas 2X150 MW yang telah beroperasi pada Desember 2016 dan IPP PLTU Kendari-3 berkapasitas 2X50 MW yang telah beroperasi pada Oktober 2019.
Tidak hanya itu, PMU juga memiliki proyek yang baru rampung yaitu IPP PLTU Kalteng-1 berkapasitas 2x100 MW yang telah beroperasi pada 4 November 2020.
Di sisi lain, Hermawan juga mengatakan bahwa DSSA akan fokus untuk bisnis berbasis teknologi. Hal itu seiring dengan pandemi Covid-19 yang telah mengubah gaya hidup masyarakat yang condong ke digitalisasi.
“Perseroan berupaya memanfaatkan peluang ini dengan terus memperluas wilayah layanan, meningkatkan kualitas layanan, serta menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar dengan harga bersaing,” ujar Hermawan.