Bisnis.com, TANGERANG - Emiten peritel eceran PT Midi Utama Indonesia Tbk. optimistis penjualan perseroan dapat rebound selama momentum Ramadan hingga Idulfitri 2021.
Direktur Midi Utama Indonesia Yohanes Santoso menjelaskan biasanya penjualan pengelola Alfamidi dan Lawson itu bisa terkerek hingga 15 persen - 20 persen saat musim Ramadan dan Idulfitri.
“Kalau dibandingkan dengan tahun ini, data sementara yang sudah kami terima [menunjukkan] kami sudah di jalur menuju normal dengan pertumbuhan dobel digit hampir 15 persen [di Ramadan 2021],” kata Yohanes dalam paparan publik, Kamis (6/5/2021).
Yohanes menunjukkan saat periode Ramadan dan lebaran tahun lalu menjadi masa paceklik bagi peritel. Pasalnya, kala itu pandemi baru menyebar dan pemerintah mengeluarkan sejumlah aturan pengetatan aktivitas masyarakat di luar ruang.
Sementara itu, aturan pengetatan saat momen Ramadan dan lebaran kali ini sudah lebih longgar dan masyarakat tampaknya sudah mulai kembali mengunjungi toko fisik,
Adapun, Yohanes mengatakan trafik pengunjung ke gerai-gerai Alfamidi sudah mulai meningkat belakangan ini.
Baca Juga
“Masa seasonal Ramadan ini dikenal sebagai masa panen peritel. Saya kira musim festive ini akan menjadi momentum untuk rebound bagi peritel Indonesia,” imbuh Yohanes.
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Midi Utama Indonesia Suantopo Po menambahkan tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 8 persen atau sama seperti tahun lalu.
“Kami tumbuh sekitar 8 persen selama 2 tahun berturut-turut. Dengan pertumbuhan ekonomi masih minus tapi membaik, perusahan optimistis tahun ini akan lebih baik dan kami akan berusaha tetap tumbuh minimal 8 persen,” ujar Suantopo.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, emiten dengan kode saham MIDI ini membukukan kenaikan pendapatan sebesar 8,89 persen menjadi Rp12,65 triliun dari sebelumnya Rp11,62 triliun.
Selanjutnya laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan tipis 1,15 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp200,72 miliar pada 2020.