Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wait and See Putusan BI Bikin IHSG Koreksi, Saham TAPG Dilego Asing

Pada akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG turun 0,84 persen atau 50,73 poin menjadi 6.001,81. Sepanjang sesi I, indeks bergerak di rentang 6.000,59-6.045,69.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan materi saat acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (3/12/2020). Bisnis
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan materi saat acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (3/12/2020). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada sesi I perdagangan Selasa (20/4/2021) jelang pengumuman Bank Indonesia.

Pada akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG turun 0,84 persen atau 50,73 poin menjadi 6.001,81. Sepanjang sesi I, indeks bergerak di rentang 6.000,59-6.045,69.

Terpantau 189 saham menguat, 269 saham melemah, dan 173 saham stagnan. Total transaksi Rp4,76 triliun, dengan net sell investor asing Rp321,7 miliar.

Saham TAPG kembali menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net sell Rp185,9 miliar. Saham TAPG naik 2,21 persen menuju Rp695.

Selanjutnya, saham BBRI mencatatkan net sell Rp81,6 miliar. Saham BBRI anjlok 3,2 persen ke level Rp4.240.

Di sisi lain, saham TBIG menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp19,5 miliar. Saham TBIG naik 5,22 persen menuju Rp2.620.

Regina Fawziah, Equity Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas, menyampaikan pelemahan IHSG terjadi karena investor masih wait and see untuk keputusan mengenai suku bunga acuan yang akan rilis hari ini pada pukul 14.30 WIB, yang diikuti juga oleh data Lending Facility Rate dan Deposit Facility Rate.

Pelemahan yang terjadi hingga kelevel 6009 pada sesi 1 ini juga merupakan bagian dari respon market terhadap perpanjangan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro yang sah diperpanjang hingga 3 Mei 2021.

Jumlah provinsi yang diberlakukan aturan ini juga bertambah 5 provinsi, yakni Sumatra Barat, Jambi, Bangka Belintung, Lampung, dan Kalimantan Barat.

Kemudian masih dari domestik, pukul 17.00 WIB juga akan rilis data mengenai Motorbike Sales secara YoY, dimana menurut forecast Trading EConomics diprakirakan akan mengalami perbaikan dari sebelumnya -30,8 persen menjadi 15 persen.

Jika hal tersebut terjadi, maka akan menjadi sentimen yang cukup bagus untuk beberapa sektor seperti properti, konsumsi dan perbankan. Khususnya properti.

"Hal ini tercermin juga dari pergerakan saham properti pagi ini yang mengalami kenaikan dengan fluktuasi yang cukup tinggi," paparnya, Selasa (20/4/2021).

Beralih ke eksternal, selain dari domestik pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh adanya rilis data dari China 1Y dan juga Loan Prime Rate 5Y yang masih bertahan masing-masing di level 3,85 persen dan 4,65 persen.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa perbaikan ekonomi di China terus berjalan namun dari sisi pinjaman korporasi dan rumah tangga masih belum tumbuh signifikan, sehingga Bank Sentral China mempertahankan Loan Prime rate atau suku bunga acuan untuk pinjaman di level yang sama dari sebelumnya sebagai langkah mendorong pertumbuhan pinjaman baik untuk korporasi maupun rumah tangga.

Pergerakan Indeks juga masih terpengaruh oleh adanya penyebaran kasus Covid-19 baik secara global maupun domestik. Seperti yang terjadi di India, saat ini lonjakan kasus Covid-19 disana semakin bertambah, bahkan kini india menjadi negara kedua di dunia dengan kasus terbanyak setelah AS dengan 31 juta kasus.

Sentimen negatif dari India tersebut selain memungkinkan mempengaruhi indeks juga sedikit banyak akan mempengaruhi pergerakan harga minyak mentah, karena India merupakan negara dengan urutan ketiga untuk pengimpor dan konsumen minyak di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper