Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berhasil menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (16/4/2021) di zona hijau.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah parkir di level Rp14.565 per dolar AS, naik 0,34 persen atau 50 poin.
Kinerja rupiah itu berhasil menjadi yang terbaik kedua di antara mata uang Asia, berada tepat di bawah rupee yang berhasil menguat 0,66 persen terhadap dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa penguatan rupiah didukung oleh rilis PDB China untuk kuartal I/2021 yang berhasil tumbuh pesat, yaitu 18,3 persen secara yoy dan 0,6 persen secara qoq.
“Para ekonom beranggapan bahwa pertumbuhan PDB China itu akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini merupakan sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi di dalam negeri bisa dilakukan dengan cepat bahkan perkiraan PDB di kuartal II/2021 di level 7 persen kemungkinan bisa terealisasi,” ujar Ibrahim dikutip dari keterangan resminya, Jumat (16/4/2021).
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi China akan langsung terasa pada sisi ekspor, terutama permintaan dari negeri tirai bambu itu yang diyakini otomatis akan meningkat.
Baca Juga
Hal itu tentu akan membantu ekspor Indonesia ke China, sehingga neraca perdagangan Indonesia berpotensi surplus untuk beberapa bulan kedepan.
Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun melanjutkan penurunan karena investor semakin yakin bahwa The Fed akan tetap melanjutkan dukungan moneter.
Akibatnya, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama melemah 0,04 persen ke posisi 91,634 seiring dengan investor yang mulai mendukung mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Senin (19/4/2021) masih dapat melanjutkan penguatannya dan bergerak di kisaran Rp14.545 hingga Rp14.600 per dolar AS.