Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba dan Pendapatan Merdeka Copper (MDKA) Menciut, Ini Penjelasan Manajemen

Pendapatan MDKA menciut 20,14 persen menjadi US$321,86 juta pada 2020 dari tahun sebelumnya, sedangkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menciut 48,5 persen menjadi US$36,19 juta.
Suasana di area pertambangan konsesi Tambang Tumpang Pitu (Tujuh Bukit) milk PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk,  di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (23/7/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Suasana di area pertambangan konsesi Tambang Tumpang Pitu (Tujuh Bukit) milk PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk, di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (23/7/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk. menelan pil pahit pada 2020 karena membukukan penurunan kinerja keuangan di saat harga emas global sempat menyentuh rekor pada tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham MDKA itu mencatatkan pendapatan sebesar US$321,86 juta pada 2020. Perolehan itu lebih rendah 20,14 persen dibandingkan dengan 2019 sebesar US$402,03 juta.

Pendapatan tersebut terdiri atas penjualan emas, perak, dan tembaga katoda sebesar US$319,66 juta dan lain-lain sebesar US$2,19 juta.

Lebih perinci, penjualan emas, perak, dan tembaga katoda pihak ketiga kompak menurun, baik untuk ekspor maupun domestik. Penjualan ekspor turun 11,5 persen secara year on year (yoy) menjadi US$344,44 juta, sedangkan penjualan domestik anjlok 86,9 persen yoy menjadi sebesar US$3,89 juta.

Sejalan dengan itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menciut 48,5 persen menjadi US$36,19 juta dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar US$70,82 juta.

Padahal, rata-rata harga emas global pada 2020 berada di posisi US$1.760 per troy ounce dan sempat menyentuh level rekor tertinggi ke atas US$2.000 per troy ounce. Sepanjang 2020, harga emas naik 24,42 persen.

Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri mengatakan bahwa terdapat dua faktor utama yang menyebabkan perseroan membukukan penurunan kinerja.

Pertama, berjalannya proses tinjauan ulang strategis di tambang tembaga Wetar milik perseroan sepanjang 2020 untuk proses integrasi dengan proyek Acid Iron Metal (AIM) sehingga produksi tidak maksimal.

Untuk diketahui, Proyek AIM itu akan memproses bijih pirit dari proyek tembaga Wetar untuk produksi acid, besi, uap, emas, perak, dan ekstraksi sisa tembaga. Proyek itu dibangun di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah.

“Kedua, adanya insiden pergeseran permukaan tanah di heap leach pad di tambang emas Tujuh Bukit pada September 2020 lalu, yang berdampak kepada minimnya produksi dan juga penjualan pada kuartal IV/2020,” ujar Adi kepada Bisnis, Jumat (16/4/2021).

Pada 2020, MDKA mencatatkan volume produksi dan penjualan tembaga sebesar 5.377 ton dan 5.472 ton. Realisasi itu mencerminkan penurunan sekitar 67 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2019.

Sementara itu, volume penjualan emas MDKA pada 2020 sebesar 162.847 ons, turun 26,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan volume produksi emas turun 29,53 persen menjadi 157.175 ons.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper