Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten farmasi BUMN PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) yang mencatatkan posisi bottomline positif ditopang oleh lini bisnis jasa layanan klinik kesehatan dan laboratoriumnya. Pendapatan positif perusahaan berbalik setelah tahun sebelumnya membukukan kinerja negatif.
Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno menjelaskan menjelaskan meski kondisi perekonomian saat ini masih tertekan dengan situasi pandemi Covid-19, perseroan mampu membukukan kenaikan penjualan sebesar 6,44 persen dibandingkan dengan 2019.
"Kenaikan penjualan ini ditopang oleh kenaikan penjualan baik penjualan produk sendiri sebesar 2,53 persen maupun produk pihak ketiga sebesar 8,84 persen serta peningkatan dari jasa layanan klinik kesehatan dan laboratorium klinik sebesar 26,73 persen," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (4/4/2021).
Laba usaha perseroan juga mengalami pertumbuhan sebesar 30,17 persen dibandingkan tahun 2019 dan secara rasio, operating profit margin tumbuh sebesar 1,19 persen dari 5,34 persen di tahun 2019 menjadi 6,53 persen di pada 2020.
Hal tersebut berdampak pada pencapaian laba bersih Perseroan yang juga mengalami pertumbuhan 28,54 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019 serta secara rasio.
Net Profit Margin juga mengalami peningkatan yaitu 0,17 persen di tahun 2019 menjadi 0,20 persen di tahun 2020 dengan laba diatribusikan kepada entitas induk meningkat sebesar Rp30 miliar dari negatif Rp12 miliar di tahun 2019 menjadi Rp17 miliar pada 2020.
Baca Juga
EBITDA Kimia Farma juga mengalami pertumbuhan sebesar 31,35 persen jika dibandingkan dengan EBITDA tahun 2019 dan secara rasio, EBITDA margin mengalami pertumbuhan 1,73 persen menjadi 9,14 persen pada 2020.
"Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perseroan masih terjaga tumbuh meskipun berada di situasi perekonomian yang tidak menentu," katanya.
Pertumbuhan laba ini tentunya selain ditopang dari pertumbuhan penjualan, perseroan senantiasa menjaga beban usaha nya yang mengalami pertumbuhan 3,55 persen, masih di bawah pertumbuhan penjualan yang mencapai 6,44 persen, sehingga perseroan dapat membukukan pencapaian laba usaha dan laba bersih yang baik.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham KAEF itu membukukan pendapatan sebesar Rp10 triliun pada 2020. Perolehan itu tumbuh 6,4 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp9,4 triliun.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan juga naik menjadi Rp6,34 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp5,89 triliun.
Kendati demikian, beban pajak penghasilan kini perseroan menyust menjadi Rp48,57 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp90,86 miliar.
Dari itu, KAEF berhasil mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp17,63 miliar pada 2020.
Perolehan itu berbanding terbalik dengan perolehan 2019 yang mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp12,72 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas KAEF turun menjadi Rp10,45 triliun pada akhir 2020 dari posisi akhir 2019 sebesar Rp10,93 triliun. Adapun, liabilitas 2020 itu terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp6,78 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp7,39 triliun.
Sementara itu, total aset Kimia Farma pada 2020 turun menjadi Rp17,56 triliun dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar Rp18,35 triliun. Total aset itu termasuk kas setara kas perseroan pada akhir 2020 sebesar Rp1,24 triliun.