Bisnis.com, JAKARTA – Emiten distributor minyak, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) memastikan distribusi BBM yang dilakukannya tidak akan terganggu kejadian meledaknya kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Senin dini hari (29/3/2021).
Director and Corporate Secretary AKR Corporindo Suresh Vembu menegaskan perseroan sebagai distributor independen BBM memastikan pasokan bahan bakar tidak terganggu bagi para pelanggannya.
"Kejadian di Kilang ini tidak akan mempengaruhi AKRA karena perseroan adalah distributor independen BBM dengan sumber yang memadai untuk produk bahan bakar dan Logistik serta rantai pasok di seluruh Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (30/3/2021).
Emiten bersandi AKRA ini mendapatkan produk dari berbagai sumber dan telah menyediakan pasokan tanpa gangguan kepada pelanggannya selama 16 tahun terakhir baik industri maupun ritel.
Produk yang dipasok oleh AKRA diimpor dari kilang luar negeri dan dikirim dari terminal perminyakan AKRA di 15 pelabuhan yang tersebar di kepulauan Indonesia.
Hingga pukul 09.43 WIB, harga saham AKRA berfluktuasi dan berada di zona merah dengan turun 1,22 persen atau 40 poin ke level 3230. Adapun Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp12,97 triliun.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan dalam pola pasokan bahan bakar minyak (BBM) memiliki skenario pada saat kondisi harus beroperasi secara darurat.
Pertamina akan mengoptimalkan stok produk dari kilang lain yang akan disalurkan langsung ke daerah yang selama ini dipasok dari Kilang Balongan yakni DKI Jakarta dan Cikampek.
Direktur Logistik dan Infrastruktur Mulyono mengatakan untuk stok BBM nasional pada saat ini berada pada level sangat aman. Menurutnya, masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu memborong BBM yang ada di saat ini.
Dia memaparkan untuk stok gasoline pada saat ini sebanyak 10,5 juta barel yang akan cukup hingga 27 hari sampai dengan 28 hari ke depan. Sementara rata-rata konsumsi nasional berada pada kisaran 62.500 kiloliter per hari.
Untuk stok solar, kata Mulyono, saat ini berada pada level 8,8 juta barel atau cukup untuk kebutuhan 20 hari ke depan. BBM jenis avtur berada pada level 3,2 juta barel atau cukup untuk 74 hari ke depan.