Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten perkebunan CPO dari grup Tiputra, PT Triputra Agro Persada Tbk., berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia pada April 2021.
Berdasarkan prospektus perseroan, Triputra Agro akan melepas sebanyak-banyaknya 925 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham dalam aksi penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Jumlah itu setara dengan 4,65 persen dari keseluruhan modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Manajemen Triputra Agro menjelaskan bahwa dana hasil aksi IPO itu setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan sekitar 79 persen utnuk melakukan peningkatan penyertaan modal pada entitas anak usaha, yaitu PT Agro Multi Persada (AMP).
Perseroan menjelaskan, peningkatan penyertaan modal itu dalam rangka mempertahankan persentase kepemilikan modal AMP mengingat entitas anak usaha itu akan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor.
Nantinya, uang hasil peningkatan modal itu akan digunakan AMP untuk belanja modal dan modal kerja anak usaha PT Sukses Karya Mandiri (SKM) sehubungan dengan rencana pembangunan pabrik.
Adapun, pembangunan pabrik itu merogoh kocek sebesar Rp88 miliar, sedangkan untuk modal kerja SKM sekitar Rp47 miliar.
Pembangunan pabrik itu akan dimulai pada kuartal II/2021 dengan target rampung pada 2022.
“Sementara itu, sisa dana IPO sekitar 21 persen akan digunakan perseroan sebagai modal kerja berupa pembelian pupuk,” tulis manajamen Triputra Agro Persada dikutip dari prospektusnya, Kamis (18/3/2021).
Secara bersama, Triputra Agro Persada berencana mengadakan program alokasi saham karyawan atau Employee Stock Allocation (ESA) dengan mengalokasikan saham sebesar 0,53 persen dari jumlah penerbitan saham yang ditawarkan atau sebanyak 4,89 juta saham.
Masa penawaran awal Triputra Agro Persada pada 18-19, 22-25 Maret 2021. Perkiraan masa penawaran umum pada 5-6 April 2021, perkiraan tanggal penjatahan 8 April 2021, dan perkiraan tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 12 April 2021.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia.
Adapun, komposisi pemegang saham perseroan saat ini terbesar digenggam oleh PT Persada Capital Investama sebanyak 24,3 persen, disusul PT Triputra Investindo Arya sebanyak 23,54 persen, Salween Investment Pte sebanyak 21,69 persen, Gochean Holdings Incorporated 15,82 persen, dan PT Daya Adicipta Mustika sebanyak 14,65 persen.
Untuk diketahui, PT Triputra Agro Persada merupakan salah satu entitas usaha grup Triputra besutan TP Rachmat di bidang agribisnis. Salah satu perusahaan di bidang agribisnis milik TP Rachmat lainnya adalah PT Kirana Megatara Tbk. yang telah lebih dulu melantai di bursa dan memiliki kode efek KMTR.
Triputra Agro Persada dan afiliasinya saat ini memiliki area tanam seluas 170.000 hektare yang tersebar di 27 perkebunan. Segmen bisnis perseroan terbagi menjadi dua, yaitu minyak sawit dan inti kelapa sawit, serta karet.
Per 30 September 2020, volume produksi Triputra Agro Persada termasuk entitasnya untuk TBS sekitar 1,8 juta ton, CPO sekitar 582.247, dan PK sekitar 121.114 ton.
Perseroan juga memiliki 15 unit pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 845 ton per jam.