Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.371 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Jumat (12/3/2021)
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.371 per dolar AS, menguat 50 poin atau 0,34 persen dari posisi Rabu (10/3/2021) Rp14.421 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau menguat 25 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.380 per dolar AS pada pukul 10.43 WIB.
Di sisi lain, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,156 poin atau 0,17 persen ke level 91,576 pada pukul 10.50 WIB.
Pada perdagangan Rabu (10/3), rupiah mengakhiri pergerakan pada level yang sama dengan perdagangan kemarin yakni di level 14.405 per dolar AS atau 0,00 persen.
VP Economist Permata Bank Josua Pardede mengatakan nilai tukar rupiah urung parkir di zona merah karena terdorong sentimen dari pasar saham, yang mana indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini menguat sebesar 1,05 persen ke level 6.264,46.
“Stabilnya nilai tukar rupiah ditopang oleh penguatan IHSG,” katanya kepada Bisnis, Rabu (10/2/2021)
Sementara itu, dari pasar obligasi hari ini imbal hasil surat utang negara (SUN) terpantau turun sekitar 5 bps menjadi 6,75 persen meskipun yield US Treasury naik sekitar 3 bps menjadi 1,55 persen.
Kenaikan yield UST tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi rilis data inflasi AS bulan Feb'21 yang akan dirilis malam ini dimana diperkirakan sekitar 1,7 year on year dari bulan sebelumnya 1,4 persen year on year.
Josua menilai ekspektasi kenaikan inflasi AS tersebut selanjutnya berpotensi mendorong peningkatan cost of borrowing apalagi pasca paket stimulus AS dengan total US$1,9triliun berpotensi mendorong pemulihan ekonomi AS.
“USD/IDR diperkirakan masih akan berkisar di rentang 14.375-14.475 dalam jangka pendek ini,” ujar dia.