Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) selaku anak usaha emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. akan rajin mengejar pertumbuhan anorganik jelang penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Direktur Keuangan Telkom Indonesia Heri Supriadi menjelaskan bahwa IPO dari Mitratel akan sesuai jadwal pada kuartal IV/2021 atau paling lambat awal 2022.
Untuk mempersiapkan diri, Mitratel disebutnya tengah mengejar pertumbuhan secara organik dan anorganik untuk menjadi perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia saat IPO.
“Dari anorganik kami terus mengambil setiap kesempatan untuk akuisisi menara yang ada di pasar. Saat ini kami sudah mengikuti beberapa proses lelang,” kata Heri dalam Group Meeting MNC Group Investor Forum 2021, Selasa (2/3/2021).
Adapun saat ini tenancy ratio menara di Mitratel disebut Heri berada pada level 1,5 kali. Namun, rasio itu akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah menara di bawah Mitratel.
Adapun, saat ini lebih dari 6.000 menara dari Telkomsel dan Telkom siap untuk ditransferkan ke Mitratel. Dengan tambahan menara dari lelang di pasar, Heri meyakini Mitratel akan menjadi perusahaan menara dengan portofolio paling gemuk di Indonesia.
Rencananya Mitratel akan melepas sekitar 20 persen saham baru ke pasar modal dalam aksi IPO. Perseroan menyatakan dana dari aksi korporasi itu akan digunakan untuk pengembangan dan pengoptimalan bisnis menara dan digital di masa depan.
Selain pertumbuhan secara anorganik, Heri menambahkan bahwa Mitratel juga mempersiapkan diri untuk menjadi perusahaan menara paling efisien di Indonesia sembari menyambut pegelaran 5G.