Bisnis.com, JAKARTA - Tidak pernah tersirat dalam benak Hamka, bahwa dia bisa mendapatkan rezeki bertubi-tubi setelah bergabung ke dalam keluarga besar Grab.
Beragam pekerjaan telah dia tekuni yang diawali sebagai seorang pekerja toko. Setelah itu, ia bergabung dengan salah satu perusahaan yang memiliki ragam lini bisnis. Mulai koperasi, properti, bimbingan belajar hingga merambah pertambangan. Dia menjadi orang kepercayaan pimpinan toko, sehingga pernah ditempatkan di hampir semua lini bisnis. Dengan demikian, secara alamiah, dia memiliki segudang pengalaman yang tak bisa dipandang sebelah mata.N
amun perlahan, kinerja perusahaan terus menurun dan memengaruhi pendapatannya. Merasa kebutuhan keluarga tetap harus terpenuhi, namun penghasilan tidak mencukupi, Hamka pada akhirnya memilih angkat kaki demi menjaga asap di tungku dapur tetap mengepul karena dia memilii tanggungan keluarga yang mesti dinafkahi.
Dia kemudian banting setir, ikut teman berbisnis jual beli barang elektronik bekas di saat bersamaan, pada 2017 lalu, Grab tengah gencar menggaet mitra pengemudinya. Hamka pun tertarik untuk bergabung sebagai mitra pengemudi layanan roda empat milik Grab, GrabCar.
"Awal-awal saya bergabung dengan GrabCar, saya pakai mobil mertua, kurang lebih dua bulan lamanya. Setelah menjalaninya, saya pikir penghasilan saya sangat menjanjikan, makanya saya berani keluarkan mobil sendiri," papar pria asal Makassar ini.
Hasil memang tidak pernah mengingkari proses yang dilalui. Berbekal ketekunan, kejujuran dan semangat pantang menyerah, perlahan pintu rezeki mulai terbuka, mencurahkan kelimpahan padanya.
Setelah bergabung sebagai mitra pengemudi GrabCar, ayah dari dua orang anak ini mengaku mampu mencatat pemasukan hingga Rp10 juta per bulannya. Angka tersebut cukup fantastis untuk menutupi biaya angsuran mobil Hamka, di mana totalnya sebesar Rp3,8 juta per bulan untuk selama 4 tahun. Mobil mini MPV berkapasitas 1,197 CC miliknya, kini tersisa dua tahun masa angsuran. Tentu dua tahun bukan jangka waktu yang lama, dalam sekejap, semua tanggungan angsuran itu bakal dia selesaikan tepat waktu.
"Alasan saya bergabung di Grab karena waktu kerja dan sumber pendapatan yang fleksibel, artinya dapat uang kalau bekerja. Kalau tidak bekerja, ya tidak dapat,” tuturnya.
Dengan waktu yang fleksibel itu, dia bisa merencanakan aktivitas lain mulai dari beristirahat, menghadiri acara keluarga sampai melakukan kegiatan yang lain yang menunjak rezeki, hobi maupun hubungan sosialnya.
Banyak hal positif yang ditemui sejak Hamka menekuni pekerjaannya sebagai mitra pengemudi GrabCar. Salah satunya adalah Grab memiliki banyak mitra pengemudi dengan ragam karakter dan tentunya dirasa menyenangkan. Paling utama, kata Hamka, berkahnya lebih berdampak dibandingkan beberapa pekerjaan sebelumnya. Termasuk jauh lebih mudah mengatur waktu untuk beribadah.
Ya, karena waktu yang fleksibel itulah, dia bisa memiliki kesempatan yang cukup longgar untuk terus mendekatkan diri kepada Yang Kuasa. Berserah pada-Nya, sembari mengucapkan syukur karena telah dilimpahi berkah yang tak ternilai harganya.
Rencana Hamka ke depan adalah melunasi pembayaran cicilan mobilnya, kemudian ia mengincar rumah dengan estimasi angsuran yang sama dengan mobilnya. Ia optimis akan terealisasi secepatnya, komitmen, dan konsistensi menjadi kuncinya.
Menurutnya, dengan memiliki rumah sendiri,memberikan suatu kenyamanan bagi dia dan keluarga, sehingga mereka tidak perlu lagi menumpang di rumah mertua, atau mencari kontrakan di sepanjang sisa usianya.
"Saya belajar dari cicilan mobil ini. Artinya kalau lancar, berarti saya bisa membeli rumah dengan angsuran yang sama. Dengan sistem kerja seperti saat ini, saya yakin perlahan saya bisa mewujudkan impian untuk memiliki rumah sendiri meski dengan cara mengangsur," pungkasnya.
Lain lagi kisah Joni Sius Tse. Bapak tiga orang anak ini fokus menjadi mitra pengemudi GrabBike setelah pabrik tempat dia bekerja direlokasi ke Lamongan. Hasilnya tidak hanya lumayan tetapi sangat cukup untuk menafkahi keluarganya.
“Sampai-sampai teman saya bilang senang dan bangga sekali bisa mendaftarkan saya menjadi mitra pengemudi,” katanya.
Dalam satu hari, Joni bisa mendapatkan uang hingga ratusan ribu rupiah. Bahkan, Joni mampu menempuh sampai 28 trip tergantung jarak jauh dan dekatnya trip. Joni pun memutuskan untuk bekerja penuh satu minggu. Biasanya, Joni akan mulai berangkat memburu penumpang setiap pukul 06.00 pagi dengan catatan sebelumnya ia telah pulang ke rumahnya pukul 12.00 malam.
“Sekaligus menjaga kondisi badan. Karena kalau sudah bekerja full seharian nonstop, akan muncul notifikasi Anda perlu istirahat. Jika sudah muncul notifikasi ini maka saya harus istirahat. Karena saya sudah terlalu banyak berjalan, kalau dipaksakan percuma, tidak akan diberi order meskipun keliling. Mungkin menurut pantauan mereka saya sudah terlalu banyak berjalan dan tidak ada habisnya. Aplikasi ini bagus untuk membantu menjaga kesehatan mitra driver,” urainya.
Hamka dan Joni merupakan dua dari ribuan kisah inspiratif mitra Grab yang dapat meningkatkan taraf kehidupannya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Grab telah menjadi salah satu pendorong meningkatnya inklusi digital dan finansial lewat serangkaian layanan yang dihadirkan di tanah air.
Mereka adalah mitra-mitra yang berusaha keras untuk meraih impiannya. Saat ini, Grab menyediakan layanan dengan jangkauan terluas di Asia Tenggara di 397 kota yang tersebar di 8 negara dengan lebih dari 214 juta unduhan aplikasi.