Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Otomotif dan Properti Masih Menarik, Tren Suku Bunga Jadi Pendorong

Tren suku bunga yang rendah dinilai akan memberi efek positif bagi kinerja perusahaan di sektor properti dan otomotif.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup koreksi wajar pada perdagangan Rabu (24/2/2021).  IHSG ditutup terkoreksi wajar 0,35 persen di level 6.251,05 pada penutupan perdagangan.

Kendati terkoreksi, sejumlah saham terkait otomotif dan konstruksi masih menarik untuk dikoleksi.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan berdasarkan rasio Fibonacci, adapun support maupun resistance berada pada 6.179,13 hingga 6.351,18. Berdasarkan indikator, MACD, Stochastic dan RSI masih menunjukkan sinyal positif.

"Pergerakan IHSG telah menguji garis MA 10, sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance terdekat masih terbuka lebar," ujarnya, Rabu (24/2/2021).

Lebih lanjut, dia menyebut beragam kebijakan relaksasi yang akan diterapkan serta tren suku bunga yang rendah dinilai akan memberi efek positif bagi kinerja perusahaan di sektor properti dan otomotif.

Prospek kinerja sektor properti terbilang positif pada tahun ini. Menurutnya, perbaikan kinerja sektor properti sudah mulai terlihat pada akhir tahun 2020 lalu.

Nafan melanjutkan, langkah Bank Indonesia yang kembali memangkas suku bunga acuan seharusnya akan berimbas pada penurunan bunga kredit. Hal ini nantinya akan berdampak pada naiknya minat masyarakat untuk membeli properti.

Selain itu, kenaikan inflasi di Indonesia juga dapat memacu performa perusahaan di sektor properti. Hal ini mengindikasikan naiknya daya beli masyarakat dan diharapkan pula dapat memulihkan minat masyarakat membeli aset properti.

Di sisi lain, perusahaan properti juga berpeluang memulihkan sektor pendapatan berulang (recurring income). Prospek pemulihan ekonomi pada tahun ini diharapkan akan semakin menambah penerimaan perusahaan properti melalui biaya sewa toko atau gedung.

Tren suku bunga rendah juga dinilai akan berimbas positif bagi sektor otomotif pada tahun ini. Menurut Nafan, sektor otomotif membutuhkan banyak dukungan kebijakan dari pemerintah atau otoritas terkait guna memulihkan sektornya.

Nafan memaparkan, insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil baru serta relaksasi kredit mobil yang direncanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat memicu pemulihan penjualan mobil dan pertumbuhan kredit.

Dia melanjutkan, implementasi kebijakan ini harus segera dilakukan. Hal ini agar sektor otomotif dapat memanfaatkan momentum bulan Ramadhan dan Idul Fitri untuk meningkatkan penjualan mobil dan industri terkait.

Lebih lanjut, prospek pemulihan pada sektor otomotif juga didukung oleh perbaikan indeks manufaktur Indonesia. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia dari IHS Markit periode Januari 2021 tercatat naik 52,2 lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya atau Desember 2020 yang sebesar 51,3.

“Selain itu, biasanya pada akhir tahun perusahaan otomotif juga menawarkan beberapa program diskon. Hal ini dapat meningkatkan minat masyarakat dan juga kinerja perusahaan,” lanjutnya.

Adapun pada sektor otomotif, Nafan menjagokan saham PT Astra International Tbk (ASII) dan emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) sebagai pilihan.

Sementara, pada sektor properti, beberapa rekomendasi Nafan diantaranya adalah PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

Adapun, untuk dua anak usaha ASII yang bergerak di sektor properti dan konstruksi PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) dan industri suku cadang yakni PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) akan turut terdampak pada berbagai insentif yang menopang kinerja sektoralnya. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper