Raup Puluhan Juta Rupiah dengan Sate Berkat Teknologi

Mitra merchant yang bergabung dengan GrabFood rata-rata mengalami peningkatan pendataan hingga jutaan rupiah setiap bulannya.
Foto: Dok. Grab Indonesia
Foto: Dok. Grab Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Siapa sangka sebuah warung sate bisa menghasilkan omzet hingga Rp23 juta perhari. Apa rahasia di balik kesuksesan itu?

Ya, Rumah Makan Sate DJ-lah yang dimaksud. Uniknya, tempat usaha yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman nomor 276, Kota Bandung ini, mungkin hanya satu-satunya di Indonesia yang tidak membuka cabang, dan omzet setiap harinya rata-rata mencapai Rp23 juta atau sebulannya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Suatu angka yang fantastis bin menakjubkan yang tentunya bakal mengejutkan siapapun lantaran citra pedagang sate yang dikenal cenderung sebagai usaha kecil dengan omzet yang minim.

Muhammad Munip, sang empunya rumah makan menuturkan, salah satu alasan dirinya tidak membuka cabang adalah untuk mempertahankan keotentikan Sate DJ. “Ya, jadi orang-orang cukup tahu saja bahwa Sate DJ hanya ada di Jalan Jenderal Sudirman Bandung, tidak di tempat lain.”

Dengan begitu, tuturnya, orang-orang akan berusaha menikmati langsung hidangan sate dari sumber utama. Hal itu diakui sebagai salah satu cara agar tetap memikat pelanggan setia.

Raup Puluhan Juta Rupiah dengan Sate Berkat Teknologi

Dia menceritakan, usaha tersebut dirintis oleh keluarganya sejak 1984 ini. Awalnya, kata Munip, Sate DJ adalah sate Madura pada umumnya yang memakai bumbu kacang hingga 2004, pihaknya mengubah konsep bubu dengan sebuah resep rahasia.

Yang pasti, di rumah makan itu disediakan tiga jenis daging olahan yakni ayam, kambing, dan sapi. Masing-masing menu tersebut berbumbu asin, asin pedas sedang, dan asin super pedas. Tidak hanya sate, Munip juga menyediakan hidangan lain yakni soto ayam.

Selain itu, bumbu rahasia, dia masih menyimpan rahasia lainnya, yakni pihaknya menganggap pelanggan bukan sebagai raja, melainkan keluarga. “Menurut saya pelanggan itu adalah keluarga. Jadi, kami memberikan kenyamanan untuk keluarga, sehingga keluarga itu tidak akan jauh-jauh. Hal itu kami terapkan dari segi pelayanan dan kenyamanan,” terangnya.

Selain terus membina relasi dengan pelanggan, pihaknya juga terus berbenah mengikuti perkembangan zaman dengan mengadopsi teknologi yang diakui olehnya, sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha kuliner. Karena itu, dia memutuskan untuk bekerja sama dengan GrabFood. Tidak percuma, terjadi peningkatan omzet dan produksi sate dari Sate DJ.

“Waktu itu ada perwakilan dari tim GrabFood ke sini, menawarkan ke kami untuk bergabung. Saya tentu tertarik karena juga tidak ingin ketinggalan dengan usaha kuliner lain yang sudah bergabung ke layanan online,” ujar bapak satu anak ini.

Pria asli Madura ini mengaku, sebelum bekerja sama dengan Grab, setiap harinya, Sate DJ hanya menjual 10.000 tusuk. Namun, setelah menjadi mitra merchant GrabFood, rata-rata 15.000 tusuk sate habis terjual dalam sehari. Bisnis kuliner dengan aplikasi online, katanya, ternyata lebih menjanjikan. Berbagai perubahan positif ia dapatkan setelah bekerja sama dengan GrabFood.

“Perubahan paling terasa dari segi komersial. Pendapatan kami menjadi tambah tinggi. Jadi, ketika bergabung dengan GrabFood, omzet kami per harinya selalu naik. Dari GrabFood, omzet per hari saja sebanyak 50 sampai 60 persen. Sisanya penjualan dari dine-in,” ujar pria berusia 27 tahun tersebut.

Ini artinya, transaksi 9.000 dari total 15.000 tusuk sate berasal dari hasil kerja sama dengan GrabFood. Beberapa menu Sate DJ pun sontak hits dalam aplikasi Grab, Salah satunya Sate Ayam Pedas Sedang. Menu tersebut diakui Munip sangat laku di GrabFood.

Keuntungan lainnya yang Munip rasakan, adalah banyak mitra pengemudi Grab yang terbuka dan menjalin komunikasi yang baik dengan para pegawai Sate DJ. Hal ini menunjukkan kesesuaian prinsip pelanggan adalah keluarga yang dijunjungnya.

“Dengan kami bergabung dengan Grab, banyak driver-driver yang jadi banyak di sekitar kami, kemudian mereka pun terbuka terhadap kami. Selain itu, kami merasa diuntungkan pula dari promosi mereka terhadap Sate DJ kepada pelanggan online,” tambahnya.

Rumah makan yang buka sejak pukul 17.00 WIB hingga 01.30 WIB ini, lanjut Munip, selalu penuh dengan antrean mitra pengemudi Grab. Oleh karena itu, dia menambah 5 pegawai yang khusus melayani pesanan dari pelanggan GrabFood.

“Sebelum kami bergabung dengan GrabFood ini, pegawai kami hanya ada 7 orang. Setelah bergabung dengan GrabFood, pegawai kami yang di Sate DJ bertambah hingga 5 orang. Mereka khusus mengerjakan pesanan untuk order online GrabFood,” ungkapnya.

Raup Puluhan Juta Rupiah dengan Sate Berkat Teknologi

Setelah melihat fakta-fakta tersebut, dia mengakui, pengaruh aplikasi pesan-antar makanan seperti GrabFood, selain menguntungkan dirinya sebagai pengusaha, juga menguntungkan para pembeli.

“Bagus sekali dengan adanya order online seperti ini. Selain sangat membantu bagi resto, juga sangat efisien bagi pelanggan yang nggak sempat ke resto. Hal ini menjadi praktis bagi berbagai pihak,” jelasnya.

Munip merupakan satu dari jutaan wirausahawan mikro yang tergabung dalam platform Grab di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics di tahun 2018, mitra merchant yang bergabung dengan GrabFood rata-rata mengalami peningkatan pendataan hingga jutaan rupiah setiap bulannya.

Lewat kisah Munip, kita bisa melihat strategi racikan kuliner yang tepat, didukung dengan relasi erat terhadap pelanggan dan disempurnakan dengan pemasaran menggunakan teknologi aplikasi GrabFood menjadi kunci sukses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper