Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa (16/2/2021), meskipun investor asing melakukan aksi jual.
Pada akhir sesi I, IHSG naik 0,31 persen atau 19,25 poin menjadi 6.289,57. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 6.274,35-6.308,81.
Terpantau 225 saham menguat, 214 saham melemah, dan 179 saham stagnan. Total transaksi 7,97 triliun, dengan aksi jual bersih asing mencapai Rp190,92 miliar.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net sell Rp33,7 miliar. Harga saham BMRI stagnan di posisi Rp6.500.
Adapun, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) paling banyak diborong asing dengan net buy Rp27,6 miliar. Saham BBCA naik 1,32 persen menuju Rp34.450.
Di jajaran top gainers, saham Grup MNC PT MNC Land Tbk. (KPIG) dan PT MNC Studios International Tbk. (MSIN) naik signifikan 34,31 persen dan 16,83 persen. Saham PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) menguat 24,67 persen, PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX) 11,89 persen, dan PT Timah Tbk. (TINS) 10,95 persen.
Baca Juga
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memaparkan secara teknikal IHSG bergerak optimis diatas rerata pergerakan harian selama 20 hari (moving average/MA 20) dan menguji resistance upper bollinger bands serta fractal level di kisaran 6.286 sebagai konfirmasi penguatan lanjutan.
Sementara itu, indikator Stokastik bergerak terkonsolidasi pada area overbought dengan momentum RSI yang memberikan signal bullish. Indikator MACD bergerak positif bergerak menuju overvalue.
“Sehingga, secara teknikal IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatannya dengan support resistance 6.217-6.330," paparnya.
Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,77 persen atau 47,80 poin kelevel 6.270,32.
Ia menjelaskan, saham di sektor industri dasar yang menguat 2,23 persen menjadi motor utama pergerakan IHSG. Saham-saham penjual mobil juga naik seiring optimisme investor terhadap kebijakan pajak mobil baru.
Selain itu, penguatan IHSG juga ditopang oleh rilis data neraca perdagangan Indonesia bulan Januari yang lebih baik dari perkiraan meskipun turun dari periode sebelumnya. Hal tersebut terjadi akibat aktivitas ekspor yang juga turun menjadi 12,24 persen dari 14,62 persen