Bisnis.com, JAKARTA – Aksi jual investor asing deras melanda pasar modal Jepang sejak tahun lalu, namun bursa saham tidak bergeming dan terus menguat. Penguatan tersebut berlanjut hingga tahun ini.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Nikkei 225 menguat 16 persen pada tahun 2020 meskipun investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell lebih dari 6 triliun yen (US$58 miliar) di pasar tunai dan berjangka.
Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 1989 indeks blue-chip mencatat kenaikan dua digit di tengah penjualan bersih asing.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa investor lokal telah memainkan peran yang lebih besar dalam menentukan tren pasar. Bank of Japan adalah entitas domestik terbesar yang membeli ekuitas dalam negeri tahun lalu, dengan melakukan net buy 7,1 triliun yen.
Investor institusional Jepang termasuk asuransi dan bank juga merupakan pembeli bersih senilai 7,6 triliun yen saham selama periode tersebut, menurut data yang dikumpulkan oleh Mizuho Securities Co.
"Tampaknya jelas bahwa investor asing tidak diperlukan lagi untuk pasar bullish," kata kepala strategi global Nikko Asset Management Co. John Vail, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
Ia mengatakan praktek tersebut sudah kuno yang tidak lagi berlaku.
Kembali ke tahun 80-an saat investor asing telah menjadi pembeli bersih sepanjang tahun, mereka mencatat net sell tahunan di bursa Jepang sebanyak 13 kali sejak tahun 1982.
Dalam catatan, indeks Nikkei 225 turun 12 persen pada tahun 2018 setelah foreign net sell mencapai 13,2 triliun yen. Indeks juga merosot 42 persen pada 2008, ketika investor asing melepas 3,7 triliun yen.
Analis pasar Tokai Tokyo Research Institute Co. Seiichi Suzuki memperkirakan untuk setiap satu triliun yen net buy asing tahun lalu, Nikkei 225 mendapat dorongan sebesar 5,5 pesren. Adpaun net sell dengan jumlah yang sama membebani 1,8 persen. Ini menunjukkan pasar menjadi lebih tahan terhadap arus keluar modal asing.
Sementara itu, analis Bank of Amerika Shusuke Yamada mengatakan pembelian exchange-traded fund (ETF) oleh BOJ membantu mengimbangi penjualan asing.
Bank sentral tahun lalu menaikkan target pembelian tahunannya menjadi 12 triliun yen dari 6 triliun yen pada puncak pandemi, meskipun pembelian telah melambat dalam beberapa bulan terakhir.
"Masalah besar jika ada seseorang yang membeli setiap kali pasar turun," lanjutnya.
Vail mengatakan bahwa investor domestik lainnya juga memainkan peran penting di pasar karena mereka mencari keuntungan yang lebih tinggi di tengah jangka waktu yang lama dan imbal hasil rendah.
“Sepertinya investor domestik Jepang benar-benar mengerti sekarang bahwa pasar saham bukanlah sarang perjudian. Ini adalah cara yang baik untuk menginvestasikan uang Anda,” kata Vail.