Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat ke atas level US$1.850 per troy ounce seiring dengan pelemahan dolar AS. Selanjutnya, harga emas spot diprediksi mengincar level US$1.862 per troy ounce.
Pada perdagangan Rabu (20/1/2021) pukul 14.20 WIB, harga emas spot naik 0,76 persen atau 13,99 poin menjadi US$1.854,27 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Februari 2021 juga meningkat 0,68 persen atau 12,5 poin menuju US$1.852,7 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang koreksi 0,2 persen ke level 90,32.
Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan harga emas mampu bergerak lebih tinggi pada sesi Asia ke level US$1.850-an karena melemahnya dolar AS yang terbebani oleh outlook stimulus tambahan lebih besar dari pemerintah AS.
Potensi beli berpeluang masih berlanjut siang ini (20/1) menguji level resisten $1.862 selama bergerak di atas level support US$1.845. Penurunan lebih rendah dari level tersebut, harga emas berpotensi dijual menguji level support selanjutnya US$1.840.
"Rentang perdagangan potensial harga emas di sesi Eropa US$1.840 - US$1.862," papar Monex, Rabu (20/1/2021).
Baca Juga
Dilansir Bloomberg, emas cenderung stabil karena investor menimbang penurunan dolar AS ekspektasi bahwa pemerintahan AS di bawah Joe Biden akan menggunakan kekuatan legislatifnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan dalam sidang konfirmasi Senat bahwa bantuan bagi pengangguran dan bisnis kecil akan memberikan keuntungan terbesar. Ia mendesak anggota parlemen untuk bertindak besar dalam upaya menyelamatkan ekonomi yang dilanda virus corona.
Harga emas cenderung bergerak sideways karena kenaikan hasil dan prospek pemulihan ekonomi mengurangi daya tarik logam sebagai aset safe haven. Investor menimbang prospek tersebut terhadap kemungkinan bahwa stimulus lebih lanjut dapat melemahkan dolar dan mengangkatkan inflasi.
"Sepertinya perdagangan reflasi kembali dengan sebagian besar aset berisiko meningkat," ungkap analis pasar ThinkMarkets Fawad Razaqzada, seperti dikutip Blooberg.